Namun, ada pula penelitian yang menemukan bahwa kesejahteraan tidak selalu berkaitan dengan agama semata. Faktor-faktor seperti kesetaraan gender, sistem kesehatan yang berfungsi dengan baik, dan lingkungan yang bersih juga berperan penting dalam membangun kebahagiaan dan kesejahteraan di wilayah ini.
Jadi, apakah Skandinavia benar-benar tanpa "Nya"? Jawabannya adalah rumit. Meskipun agama tidak lagi mendominasi, jati diri agama Kristen masih melekat di hati sebagian besar warganya. Pertalian antara kesejahteraan dan agama masih menjadi tabir yang menarik perhatian banyak peneliti.
Pembakaran Kitab Suci di Swedia dan Perlindungan Polisi Terhadap Aksi Tersebut
Pembakaran kitab suci di Swedia telah menjadi sorotan dunia dan menyulut kontroversi yang mendalam. Aksi kontroversial ini, terutama pembakaran Al-Qur'an, terjadi beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir dan sering kali dilakukan oleh individu atau kelompok dengan pandangan anti-agama atau ekstremis.Â
Salah satu contoh mencolok adalah pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, seorang politisi Denmark, yang memicu kerusuhan di Swedia.
Tugas polisi di Swedia adalah melindungi kebebasan berpendapat dan berkumpul, termasuk dalam aksi pembakaran kitab suci.Â
Namun, mereka juga berkewajiban memastikan bahwa tindakan tersebut tidak melanggar hukum atau membahayakan keamanan publik. Sebuah dilema.
Kasus-kasus tertentu memaksa polisi untuk melarang pembakaran kitab suci karena risiko ketegangan dan kerusuhan yang bisa timbul.Â
Namun, larangan semacam itu seringkali mengundang protes dan kontroversi lebih lanjut. Pada tahun 2023, misalnya, polisi melarang pembakaran Al-Qur'an setelah protes keras, tetapi aksi tersebut tetap terjadi.
Aksi pembakaran kitab suci di Swedia telah menghasilkan berbagai reaksi dari masyarakat dan pemerintah.Â
Sebagian warga Swedia mengecam aksi tersebut sebagai bentuk provokasi dan menganggapnya sebagai ancaman terhadap demokrasi dan kedaulatan.Â