Pertama, tantangan dalam pengembangan Desa Wisata Inklusi Keuangan. Salah satu tantangan utama dalam pengembangan Desa Wisata Inklusi Keuangan adalah kurangnya infrastruktur dan aksesibilitas yang memadai. Banyak tempat wisata masih kekurangan transportasi umum dan kekurangan fasilitas dasar seperti jalan, listrik, air bersih, dan sanitasi yang memadai. Selain itu, pengelolaan yang tidak terkoordinasi dan kurangnya pemahaman akan praktik pariwisata berkelanjutan juga menjadi tantangan serius, Erni Krisnaningsih. (2019). Beberapa desa wisata menghadapi masalah seperti kerusakan lingkungan, kehilangan identitas budaya, dan eksploitasi masyarakat lokal.
Kedua, Solusi untuk mengatasi tantangan tersebut. Pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak terkait lainnya perlu bekerja sama dalam pengembangan Desa Wisata Inklusi Keuangan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan, pengelolaan sumber daya, dan partisipasi masyarakat, dilansir dari kompasiana.com. (19/05/23). Dalam hal ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan infrastruktur dan aksesibilitas desa wisata, seperti memperbaiki jalan dan transportasi umum, serta menyediakan fasilitas dasar yang memadai.Â
Selain itu, pengelolaan desa wisata perlu terkoordinasi dan dilakukan dengan memperhatikan praktik pariwisata berkelanjutan, seperti konservasi alam dan budaya. Pemerintah dan pihak terkait juga perlu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat lokal dalam mengelola usaha pariwisata dan keuangan.
Desa Padarincang Contoh Desa Wisata Inklusi Keuangan di Indonesia yang Memiliki Potensi WisataÂ
Walhasil, Desa Padarincang merupakan contoh Desa Wisata Inklusi Keuangan di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang besar. Pengembangan Desa Padarincang sebagai Desa Wisata Inklusi Keuangan memiliki dampak positif bagi masyarakat desa, jumlah kunjungan wisatawan, dan perekonomian desa. Namun, pengembangan Desa Wisata Inklusi Keuangan di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kurangnya infrastruktur dan aksesibilitas yang memadai serta pengelolaan yang tidak terkoordinasi.Â
Oleh karena itu, kedepan diperlukan upaya untuk meningkatkan infrastruktur dan aksesibilitas desa wisata, serta pengelolaan desa wisata yang terkoordinasi dan dilakukan dengan memperhatikan praktik pariwisata berkelanjutan. (***)
HW
Sumber :Â
Â
"OJK Jadikan Desa Wisata Kacida Cibuntu Padarincang Desa Keuangan Inklusi." (n.d.). Ekbisbanten.com. Diakses dari: https://ekbisbanten.com/ojk-jadikan-desa-wisata-kacida-cibuntu-padarincang-desa-keuangan-inklusi/
"Desa Padarincang Digagas Jadi Desa Wisata Inklusi Keuangan." (n.d.). Radar Banten. Diakses dari: https://www.radarbanten.co.id/desa-padarincang-digagas-jadi-desa-wisata-inklusi-keuangan/