Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Manusia Berubah Saat di Dunia Maya?

5 Juli 2023   12:38 Diperbarui: 5 Juli 2023   12:53 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cyber Effect Psikology (Source : https://djadja.wordpress.com/)

Di era digital yang semakin pesat melaju, manusia semakin banyak menghabiskan waktu di dunia maya. Perilaku manusia di dunia maya telah banyak mengalami perubahan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak dan perubahan yang terjadi di dunia maya.

Perubahan perilaku manusia di dunia maya dapat terjadi pada semua kalangan, termasuk anak-anak. Hal ini membuat individu merasa sangat sulit untuk hidup tanpa internet, (https://lldikti5.kemdikbud.go.id, 2019). Namun, penggunaan internet yang berlebihan dapat mengubah pola perilaku anak terhadap lingkungan sekitarnya, (https://repo.undiksha.ac.id) Oleh karena itu, kita perlu mengenali efek negatif yang mungkin timbul dan mengambil tindakan yang tepat untuk menghadapinya.

Selain itu, dunia maya juga dapat menjadi tempat terjadinya kejahatan cyber. Karena cybercrime tersebar di seluruh dunia, sulit untuk menegakkan hukum dan mengidentifikasi pelaku. Pelaku kejahatan dari cybercrime tidak mengenal usia dan dapat ditemui di berbagai negara, bahkan beberapa di antaranya masih anak-anak dan remaja, (https://bapenda.jabarprov.go.id, 2017). Mengingat hal ini, kita harus meningkatkan kesadaran akan kejahatan cyber dan mengajarkan anak-anak mengenai pentingnya keamanan online.

Dalam dunia maya, komunikasi jarak jauh menjadi mungkin. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada di tempat yang jauh melalui media sosial. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan terjadinya perundungan atau bullying. Perundungan bisa memberikan dampak penurunan prestasi, bahkan membuat anak enggan berangkat ke sekolah. Selain itu, perundungan juga dapat menyebabkan seseorang merasa depresi, rendah diri, cemas, mengalami gangguan tidur, bahkan timbul keinginan untuk mengakhiri hidup, (https://www.halodoc.com, 2020). Oleh karena itu, kita harus membangun budaya yang melawan perundungan dan mengedepankan penghargaan serta empati dalam berinteraksi di dunia maya.

Dunia maya menyebabkan manusia mengalami perubahan perilaku. Penggunaan internet yang berlebihan dapat mengubah pola perilaku anak terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, dunia maya juga dapat menjadi tempat terjadinya kejahatan cyber dan perundungan. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak dan perubahan yang terjadi di dunia maya serta menjaga etika dalam berinteraksi di dunia maya. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan online yang aman, positif, dan bermanfaat bagi semua pengguna.

Perbedaan Kepribadian di Dunia Maya dan Nyata

Kepribadian seseorang di dunia maya dan dunia nyata bisa mengalami perbedaan. Terdapat beberapa penyebab perbedaan tersebut yang perlu kita perhatikan, (https://pijarpsikologi.org).

Pertama, anonimitas menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi perbedaan kepribadian di dunia maya. Dalam lingkungan virtual, seseorang dapat dengan mudah menyembunyikan identitasnya. Hal ini memberikan kebebasan bagi individu untuk berbicara dan bertindak tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain.

Kedua, ketiadaan kehadiran fisik juga berperan penting dalam perbedaan kepribadian di dunia maya. Dalam interaksi online, orang tidak dapat melihat satu sama lain secara langsung. Ketiadaan aspek visual ini membuat individu merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dikritik berdasarkan penampilan fisik mereka.

Ketiga, faktor ketidaksinkronan waktu juga berpengaruh terhadap perbedaan kepribadian di dunia maya. Di platform online, seseorang dapat merespons pesan atau komentar dengan jeda waktu yang cukup lama. Hal ini menciptakan ruang bagi individu untuk berpikir dengan lebih matang dan merespons tanpa terburu-buru.

Terakhir, introjeksi atau adopsi kepribadian orang lain juga dapat terjadi di dunia maya. Lingkungan online memungkinkan seseorang untuk meniru atau mengadopsi karakteristik kepribadian orang lain dengan lebih mudah. Ini dapat terjadi karena individu merasa lebih mudah menyesuaikan diri atau meniru dalam dunia maya.

Namun, perlu diingat bahwa fenomena kepribadian yang agresif, marah, kasar, dan sombong di dunia maya dapat muncul akibat faktor seperti anonimitas dan ketiadaan pengawasan langsung. Ketika seseorang merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain, perilaku tersebut dapat muncul. Oleh karena itu, menjaga etika dan sopan santun tetap penting dalam setiap interaksi baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Dengan memahami dan menyadari faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan kepribadian di dunia maya, kita dapat membangun kesadaran diri yang kuat dan menjaga integritas dalam perilaku online. 

Menghormati orang lain, menghindari tindakan merugikan, dan berkomunikasi dengan tanggung jawab adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan online yang positif dan harmonis.

Kurangnya Ruang Bertukar Pikiran dan Emosi di Dunia Maya

Kurangnya ruang untuk bertukar pikiran, bersinergi, dan berbagi emosi di dunia maya dapat memiliki dampak yang signifikan pada perubahan perilaku seseorang. Adanya pengaruh tersebut dapat kita lihat sebagai berikut, (https://greatmind.id):

Pertama, kurangnya ruang untuk bertukar pikiran dan emosi di dunia maya dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam berempati terhadap orang lain. Tanpa adanya interaksi yang memadai, individu mungkin kehilangan sensitivitas terhadap perasaan orang lain dan menjadi lebih egois dalam perilakunya.

Kedua, kurangnya ruang untuk bertukar pikiran di dunia maya juga dapat menghambat kemampuan berkomunikasi yang efektif. Dalam konteks online, individu mungkin menghadapi kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata karena kurangnya latihan dalam mengungkapkan pikiran dan emosi secara verbal.

Selanjutnya, kurangnya ruang untuk bertukar pikiran dan emosi di dunia maya juga dapat menghambat kemampuan seseorang dalam bersosialisasi. Tanpa pengalaman interaksi sosial yang memadai, individu mungkin kesulitan dalam bergaul dengan orang lain di dunia nyata.

Terdapat faktor-faktor pendukung yang memperkuat perubahan perilaku akibat kurangnya ruang untuk bertukar pikiran di dunia maya seperti anonimitas, ketiadaan kehadiran fisik, dan ketidaksinkronan waktu, (https://www.alodokter.com). Anonimitas memberikan rasa kebebasan kepada individu untuk berbicara dan bertindak tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain. Ketidakberadaan fisik membuat individu merasa lebih leluasa untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dikritik berdasarkan penampilan fisik mereka. Sedangkan ketidaksinkronan waktu memberikan ruang bagi individu untuk berpikir dan merespons tanpa tekanan waktu.

Oleh karena itu, menjaga etika dan sopan santun dalam berinteraksi di dunia maya maupun dunia nyata sangat penting. Kita juga perlu mencari ruang untuk bertukar pikiran dan emosi yang sehat dan positif guna menjaga kesehatan mental dan perilaku kita. 

Dengan membangun interaksi yang saling menghormati, berkomunikasi dengan efektif, dan berusaha memahami perasaan orang lain, kita dapat meminimalkan dampak negatif kurangnya ruang bertukar pikiran di dunia maya.

Perilaku Masyarakat di Dunia Maya pada Pelatihan Online

Studi yang dilakukan oleh komunitas Ibu Profesional telah mengungkap perilaku masyarakat di dunia maya saat mengikuti pelatihan online. Hasil observasi menunjukkan bahwa peserta pelatihan online yang berasal dari masyarakat dunia maya merasakan manfaat penting dari pelatihan tersebut, (https://ejournal.undiksha.ac.id, 2018). Mereka merasa lebih leluasa untuk berpartisipasi dalam pelatihan online karena tidak terikat oleh pembatasan waktu dan tempat. Meskipun demikian, terdapat perbedaan perilaku yang tampak antara dunia maya dan kehidupan nyata saat mengikuti pelatihan online (Dwi Indah Lestari & Mustofa Kamil, 2018).

Salah satu perbedaan tersebut terkait dengan konsentrasi. Di dunia maya, peserta lebih rentan teralihkan perhatiannya oleh distraksi seperti notifikasi media sosial atau pesan masuk. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi mereka dalam mengikuti pelatihan online.

Selain itu, interaksi antara peserta pelatihan online di dunia maya juga bisa menjadi terbatas karena tidak ada kontak fisik yang langsung. Hal ini dapat menyulitkan peserta untuk berinteraksi dengan peserta lain dalam pelatihan online.

Terdapat pula studi lain yang menunjukkan perbedaan perilaku masyarakat di dunia maya dengan kehidupan nyata, termasuk saat mengikuti pelatihan online. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi perbedaan tersebut antara lain anonimitas, ketiadaan kehadiran fisik, dan ketidaksinkronan, (https://www.kominfo.go.id, 2014).

Oleh karena itu, penting untuk menjaga etika dan sopan santun dalam berinteraksi baik di dunia maya maupun kehidupan nyata, termasuk saat mengikuti pelatihan online. Kita perlu menyadari bahwa perilaku di dunia maya bisa berbeda, namun tetap perlu menjaga konsentrasi, berinteraksi dengan baik, dan menghormati peserta lain dalam pelatihan online. Dengan demikian, kita dapat memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari pelatihan online tanpa mengabaikan tata krama dan etika dalam berinteraksi.

Dampak Teknologi Digital terhadap Interaksi Manusia

 Perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak berarti pada cara manusia berinteraksi dalam masyarakat. Terdapat beberapa perubahan sifat manusia dalam berinteraksi akibat perkembangan teknologi digital, (https://core.ac.uk).

Salah satu perubahan tersebut adalah lunturnya orientasi nilai dalam masyarakat. Media digital telah menyebabkan redupnya kepedulian terhadap nilai-nilai. Anonimitas dan ketiadaan kehadiran fisik di dunia maya membuat seseorang merasa bebas untuk berbicara dan bertindak tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain.

Selain itu, media digital juga dapat mereduksi nalar rasa dan nalar spiritual manusia. Dalam dunia maya, anonimitas dan ketiadaan kehadiran fisik memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain.

Perkembangan teknologi digital juga telah mengubah pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hubungan relasi paguyuban yang dulunya erat dan saling bergantung, telah berubah menjadi hubungan yang lebih individualis. Di dunia maya, seseorang merasa lebih bebas untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat.

Namun, dampak dari perkembangan teknologi digital tidak selalu positif. Kemampuan bersosialisasi seseorang dapat menurun karena lebih banyak waktu dihabiskan di dunia maya daripada di dunia nyata. Selain itu, kemampuan berkomunikasi secara efektif juga dapat menurun karena mudahnya teralihkan perhatian oleh distraksi seperti notifikasi media sosial atau pesan masuk.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap menjaga etika dan sopan santun dalam berinteraksi baik di dunia maya maupun dunia nyata. Kita perlu mencari ruang bertukar pikiran dan emosi yang sehat dan positif untuk menjaga kesehatan mental dan perilaku kita. Dengan menjaga keseimbangan antara interaksi digital dan interaksi dalam kehidupan nyata, kita dapat mengoptimalkan manfaat teknologi digital tanpa mengabaikan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.

Tidak Bedakan Kehidupan di Dunia Maya dan Nyata

Perubahan perilaku dan etika masyarakat sebagai akibat dari dunia digital telah teramati melalui berbagai studi yang dilakukan. Perkembangan teknologi digital telah memberikan pengaruh terhadap cara manusia berinteraksi dalam masyarakat. Beberapa karakteristik dunia digital yang berbeda dengan dunia nyata memengaruhi perilaku dan etika masyarakat, (https://infobisnis.id/2021).

Salah satu perubahan yang terjadi adalah lunturnya orientasi nilai dalam masyarakat akibat media digital. Anonimitas dan ketiadaan kehadiran fisik di dunia maya memungkinkan seseorang merasa lebih bebas untuk berbicara dan bertindak tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain, sehingga orientasi nilai cenderung melemah.

Selain itu, media digital juga dapat menghilangkan nalar rasa dan nalar spiritual pada manusia. Dalam dunia maya, anonimitas dan ketiadaan kehadiran fisik memberikan kebebasan bagi seseorang untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut akan penilaian atau kritik dari orang lain, sehingga aspek nalar rasa dan nalar spiritual dapat terabaikan.

Perkembangan dunia digital juga mengubah pola hubungan sosial dalam masyarakat, menggeser hubungan relasi paguyuban menjadi hubungan yang lebih individualis. Di dunia maya, seseorang merasa lebih bebas untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain tanpa terikat oleh waktu dan tempat, yang dapat mempengaruhi pola hubungan menjadi lebih individualistik.

Selain itu, seseorang dapat memiliki perbedaan kepribadian antara kehidupan nyata dan media sosial. Sebagai contoh, seseorang mungkin menjadi lebih aktif dan kritis di dunia maya, namun lebih pendiam di dunia nyata.

Pengaruh media sosial juga memiliki peranan penting dalam membentuk perilaku dan orientasi nilai masyarakat. Konten yang dikonsumsi di media sosial dapat memengaruhi perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih positif atau sebaliknya.

Dalam era digital sekarang, menjaga etika dan sopan santun dalam berinteraksi di dunia maya maupun dunia nyata menjadi hal yang sangat penting. Kita perlu menyadari perbedaan karakteristik dunia digital dengan dunia nyata dan memahami dampaknya terhadap perilaku dan etika kita sebagai masyarakat. 

Dengan kesadaran ini, kita dapat membangun interaksi yang lebih bermakna, menjunjung tinggi nilai-nilai, dan menjaga integritas pribadi serta komunitas dalam menghadapi perubahan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi digital.

Menjaga Etika dan Kesadaran dalam Berinteraksi di Dunia Maya

Memahami perubahan perilaku manusia di dunia maya dan menjaga etika dalam berinteraksi di era digital menjadi hal yang sangat penting. Berbagai studi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam kepribadian dan perilaku manusia antara kehidupan nyata dan dunia maya. Media digital memiliki pengaruh terhadap orientasi nilai, nalar rasa, dan nalar spiritual manusia. Di dunia maya, seseorang merasa lebih bebas untuk berbicara dan bertindak tanpa rasa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain. Konsekuensinya, hal ini dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan etika masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu, karakteristik dunia digital yang berbeda dengan dunia nyata, seperti anonimitas, ketiadaan kehadiran fisik, dan ketidaksinkronan, juga mempengaruhi perilaku manusia dalam berinteraksi di dunia maya. 

Kemudahan dalam menyembunyikan identitas, tidak adanya kehadiran fisik, dan keterbatasan waktu dalam merespons pesan atau komentar memainkan peran penting dalam membentuk cara kita berperilaku.

Oleh karena itu, sangat penting untuk tetap menjaga etika dan kesadaran dalam berinteraksi di dunia maya. Kita harus menyadari dampaknya terhadap perilaku dan etika kita sebagai masyarakat. Kita perlu menjaga integritas pribadi dan komunitas, serta membangun interaksi yang bermakna dan saling menghormati. Dengan cara ini, kita dapat menghadapi perubahan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi digital dengan bijak dan bertanggung jawab. (***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun