Terakhir, introjeksi atau adopsi kepribadian orang lain juga dapat terjadi di dunia maya. Lingkungan online memungkinkan seseorang untuk meniru atau mengadopsi karakteristik kepribadian orang lain dengan lebih mudah. Ini dapat terjadi karena individu merasa lebih mudah menyesuaikan diri atau meniru dalam dunia maya.
Namun, perlu diingat bahwa fenomena kepribadian yang agresif, marah, kasar, dan sombong di dunia maya dapat muncul akibat faktor seperti anonimitas dan ketiadaan pengawasan langsung. Ketika seseorang merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain, perilaku tersebut dapat muncul. Oleh karena itu, menjaga etika dan sopan santun tetap penting dalam setiap interaksi baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Dengan memahami dan menyadari faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan kepribadian di dunia maya, kita dapat membangun kesadaran diri yang kuat dan menjaga integritas dalam perilaku online.Â
Menghormati orang lain, menghindari tindakan merugikan, dan berkomunikasi dengan tanggung jawab adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan online yang positif dan harmonis.
Kurangnya Ruang Bertukar Pikiran dan Emosi di Dunia Maya
Kurangnya ruang untuk bertukar pikiran, bersinergi, dan berbagi emosi di dunia maya dapat memiliki dampak yang signifikan pada perubahan perilaku seseorang. Adanya pengaruh tersebut dapat kita lihat sebagai berikut, (https://greatmind.id):
Pertama, kurangnya ruang untuk bertukar pikiran dan emosi di dunia maya dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam berempati terhadap orang lain. Tanpa adanya interaksi yang memadai, individu mungkin kehilangan sensitivitas terhadap perasaan orang lain dan menjadi lebih egois dalam perilakunya.
Kedua, kurangnya ruang untuk bertukar pikiran di dunia maya juga dapat menghambat kemampuan berkomunikasi yang efektif. Dalam konteks online, individu mungkin menghadapi kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata karena kurangnya latihan dalam mengungkapkan pikiran dan emosi secara verbal.
Selanjutnya, kurangnya ruang untuk bertukar pikiran dan emosi di dunia maya juga dapat menghambat kemampuan seseorang dalam bersosialisasi. Tanpa pengalaman interaksi sosial yang memadai, individu mungkin kesulitan dalam bergaul dengan orang lain di dunia nyata.
Terdapat faktor-faktor pendukung yang memperkuat perubahan perilaku akibat kurangnya ruang untuk bertukar pikiran di dunia maya seperti anonimitas, ketiadaan kehadiran fisik, dan ketidaksinkronan waktu, (https://www.alodokter.com). Anonimitas memberikan rasa kebebasan kepada individu untuk berbicara dan bertindak tanpa takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain. Ketidakberadaan fisik membuat individu merasa lebih leluasa untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dikritik berdasarkan penampilan fisik mereka. Sedangkan ketidaksinkronan waktu memberikan ruang bagi individu untuk berpikir dan merespons tanpa tekanan waktu.
Oleh karena itu, menjaga etika dan sopan santun dalam berinteraksi di dunia maya maupun dunia nyata sangat penting. Kita juga perlu mencari ruang untuk bertukar pikiran dan emosi yang sehat dan positif guna menjaga kesehatan mental dan perilaku kita.Â