Kehebohan  politik akhirnya pecah paska kemunculan duet Anies Baswedan -Muhaimin Iskandar. Tidak terprediksi dan juga tidak disangka jika akan muncul Paslon Capres dan Cawapresnya nama baru .
Mungkin saja Anies Baswedan tidak menyadari jika keputusannya berpasangan dengan Muhaimin Iskandar dalam kontestasi Pilpres 2024 akan menyakiti dan juga membuat perlawanan massal. Yaang dipikirkan hanya bagaimana Anies Baswedan bisa mencapai hasrat dan mimpi untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia.
 Anies Baswedan berhasil menikung dan meninggalkan AHY. "Politik Pengkhianatan" yang dilakukan oleh Anies yang didukung Nasdem tesebut membuat ambruk Koalisi Perubahan Untuk Persatuan. Hanya saja, kelakuan Anies Baswedan menjadi Pengkhianat menjadi buah bibir atau percakapan negatif bagi umum dan juga pendukungnya. Barang tentu, Anies Baswedan bakal dikritik ,dihujat dan sialnya akan ditinggalkan oleh para pengemar dan loyalisnya.
Kondisi politik nasional  bisa dikatakan sedang dirundung sial dan kemalangan khususnya bagi pihak yang dirugikan oleh kelakuan jahat Anies Baswedan. Kekecewaan politik tingkat dewa sedang dirasakan oleh entitas Partai Demokrat. Bagai disambar petir disiang bolong, Anies Baswedan menggaet Cak Imin sebagai calon wakilnya, bukan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
 Tentunya kita  bisa berempati dan turut berduka lara, merasakan ledakan kemarahan dan juga kejengkelan yang meledak bagaikan ledakan big bang terbentuknya embrio tata Surya yang konon terbentuk  sekitar milyaran tahun yang lalu.
 Anies Baswedan betul -betul membuat  alam jagat raya menjadi panas , membakar sekujur tubuh serta rumah besar Partai Demokrat beserta penghuninya. Kebakaran politik begitu dahsyat dan segera meluluhkan Kontestasi dan konstelasi politik nasional. Bukan hanya Demokrat yang dirugikan dan direpotkan, banyak elite partai, partai atau koalisi partai dibikin cemas, dan panik yang mendalam.
Peta politik pencapresan akan bubar dengan sendirinya. Konstelasi dan konfigurasi koalisi partai pengusung Capres bakal ambyaar dan terancam bubar. Yang jelas dan pasti akan terjadi badai tornado kolosal yang segera melanda di tingkat elite partai dan juga partai ataupun koalisi-koalisi partai.
Duet Anies-Cak Imin dianggap sebagai kesepakatan jahat dan konspirasi politik kelas tinggi. Politik tidak mengenal adab, moralitas dan pakem aturan jelas. Politik sangat tergantung angin kepentingan dan hasrat kekuasaan yang ambisius.
Dengan bergabungnya PKB dan Nasdem sebagai perkawinan baru yang sangat jorok dan naif. Dalih kepentingan dan juga ego elite partai lebih diutamakan daripada memperjuangkan komitmen dan juga prinsip serta nilai.
Duet Anies-Muhaimin dianggap persengkokolan politik paling jahat dan berlumuran kemunafikan
Frase Koalisi Perubahan yang menjadi tagline pertama melakukan persekutuan politik ternyata hanya jargon dan menjadi bagian penghinaan kesucian kepercayaan elite dan parpol. Anies Baswedan digadang sebagai intelektual yang idealis dan visioner tanpa embel-embel dukungan oligarki.
 Ke semuanya yang menempel ke Anies Baswedan menjadi ranah dan pembahasan publik jika pada dasarnya Anies Baswedan itu bukan politisi ideologis dan reformis. Anies Baswedan tidak lebih seorang pecundang kelas wahid  yang kepanasan dan berusaha untuk mencari tuan atau raja yang kaya raya untuk dijadikan pelindung dan juga dapat dijadikan sandaran kehidupannya.
Sudah jelas jika Anies Baswedan lebih tunduk dan menaati perintah Surya Paloh ketimbang berdaulat atas dirinya serta menjadi subordinasi politik Nasdem.
Dan karenanya, hanya satu kata dan kesimpulan, tenggelamkan dan bunuh karier politik seorang Anies Baswedan. Bagi para militan dan juga penyembah  Anies Baswedan, tiba saatnya untuk hengkang dan memusuhinya Anies Baswedan bukan lagi pribadi yang idealis, berkomitmen mempunyai kemandirian berpikir dan bertindak dan berdaulat atas pikiran dan tindakannya.
 Anies sudah jelas antek dan bawahan Oligarki, bukan milik publik atau bukan lagi dewa bagi penganut fanatiknya. Selamat tinggal Anies Baswedan, selamat jalan di jalan surut dan kusam.  Mantan partai pendukung dan juga rakyat
terutama pengagum dan penggemar berat berbalik arah untuk  siap mengadilinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H