Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menyingkap Jebolnya Elektabilitas Ganjar Pranowo, Tanda-tanda Apa?

27 Juli 2023   10:19 Diperbarui: 27 Juli 2023   10:33 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibalik Isu Anjloknya Elektabilitas Ganjar Pranowo, Isyarat Rekayasa Penjegalan Maju Di Pilpres 2024?
______

 Anomali politik nasional sedang terjadi. Politik pencapresan sedang terjadi perubahan cuaca yang tidak. AIK khususnya bagi Capres yang konon sudah mapan dan didaulat akan menjadi calon pemenang di pilpres 2024.

Ganjar Pranowo sebagai kandidat paling kuat sebelum dicapreskan oleh PDIP. Tidak bisa dilawan dan kalahkan oleh capres lain. Bagi Capres lain , untuk mengejar elektabilitas Ganjar Pranowo akan kesusahan karena selisihnya sangat jauh. Namun pada akhirnya , bolak-baliknya jaman dan juga terjadi pergeseran politik pada akhirnya elektabilitas Gubernur Jateng ini mengalami  naik dan turun. Sialnya, akhirnya elektabilitas Ganjar Pranowo harus tumbang diurutan kedua setelah Prabowo Subianto.


 Pertanyaan sangat mendasar saat ini adalah  mengapa  banyak dukungan publik  Pencapresan 2024  lebih banyak diterima Prabowo Subianto? Mengapa pula Elektabilitas Pranowo Subianto terus naik ?

Ganjar Pranowo resmi di dicapreskan oleh PDIP pada tanggal 21 April 2023 dan diumumkan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta disaksikan oleh Presiden Jokowi. Jelas, jika momen Pencapresan oleh ketua partai pemenang pemilu berurutan (2015 dan 2019) menjadi peristiwa politik penting yang memecahkan kebuntuan dan polemik politik pencapresan di internal PDIP.

Deklarasi pencapresan Ganjar Pranowo tidak hanya berdampak pada internal partai tetapi hasil keputusan PDIP memilih Gubernur Jateng Ganjar tesebut membuat konstelasi dan kontestasi politik nasional tambah buyar. Agenda dan rencana partai dan juga koalisi partai non PDIP  menjadi buyar dan juga bubar. Mereka tidak mengira jika PDIP akan umumkan Pencapresan Ganjar Pranowo secepat kilat dan tentunya menjadi shock politik yang sangat dahsyat. PDIP betul -betul sudah mengunci dan menang dalam start awal pilpres 2024.

Optimis PDIP agar segera mendapatkan respons positif, mendapatkan dukungan publik dan banyaknya partai politik atau juga koalisi partai politik akan mendekat. Paska diumumkan pencapresan  diharapkan juga elektabilitas Ganjar Pranowo naik pesat dan juga PDIP mendapatkan simpati dan juga coattail efects positif bagi elektabilitas partai.

Ternyata prediksinya meleset dan justru peta politik menjadi stagnan, statis atau mati suri. Kenyataan ini menjadi malapetaka bagi PDIP sendiri. Pasalnya partai lain tidak ada yang bergerak baik dalam urusan dukungan ke PDIP dan juga arah koalisi partai politik memperkuat dirinya atau membentuk poros politik baru. Yang terjadi justru partai politik tidak merapat ke PDIP dan justru positioning politiknya semakin liar tak kendali.

Koalisi partai tergabung dalam sekutu PDIP tidak berkembang alias stagnan. PDIP tidak berhasil menggaet partai besar atau menengah. Hanya mendapatkan  partai non parlemen  seperti Hanura dan Perindo. Partai parlemen yang merapat ke PDIP hanya  diikuti oleh PPP.

 Banyak komunikasi dan penjajakan politik PDIP dengan partai lain gagal untuk mencapai tujuan politiknya menambah jumlah koalisi partai yang bergabung PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.

Pencapresan Ganjar Pranowo juga mengalami stagnasi politik yang akut . Justru sebaliknya, paska dicapreskan resmi oleh PDIP elektabilitas Ganjar Pranowo tergelincir di bawah Prabowo Subianto. Ganjar Pranowo selalu kalah dengan Prabowo Subianto dalam pencapaian puncak elektabilitas capres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun