Diskursus pemimpin nasional dengan menyebutkan Prabowo Subianto sebagai bagian krusial penanda Budiman Sujatmiko mendukung pencalonan Prabowo Subianto.
 Menurut Budiman, di tengah krisis global yang berkecamuk dibutuhkan pemikiran dari dua tipe orang, satu berlatar belakang militer dan satu lagi aktivis. Disebutlah  Prabowo layak pimpin Indonesia
Budiman menginginkan Indonesia dipimpin oleh orang terbaik dan Prabowo merupakan salah satunya. Sebab, dia menilai Prabowo sosok nasionalis.
Dengan dipanggilnya Budiman Sujatmiko ke DPP PDIP menjadi presiden buruk bagi kader PDIP yang mencoba memberikan opini kedua berkaitan wacana pencapresan 2024.
PDIP hadir dalam wacana pencapresan sangat ketat dan kaku. Keputusan pencapresan Ganjar Pranowo dibilang sudah final dan wajib ditaati dan dijalankan oleh semua kader PDIP.
Yang menjadi pertanyaan, beranikah Budiman Sujatmiko mempertanggungjawabkan dukungan pencapresan Prabowo Subianto secara gentel?
Beranikah mantan aktivis PRD tersebut dibedakan Dewan Kehormatan PDIP tetap  kokoh pendiriannya mendukung Prabowo Subianto?
Dan terakhir beranikah Budiman Sujatmiko untuk hengkang dan cabut diri dari PDIP ?
Tentunya tidak seru jika Kader-kader PDIP bersikap menantang dan melawan PDIP dan pada akhirnya setelah menghadapi dan menjalani interogasi internal partai  akhirnya mereka luntur pendiriannya dan mengakui kesalahan dan dosa -dosa politiknya.
Mereka hanya bermanuver instans dan kemudian layu  persis dalam peribahasa "Panas -panas tahi ayam ".  Akhirnya takut fasilitas dan jabatannya hilang  ditertibkan oleh partai . Sialnya lagi apabila yang dilakukan oleh para politikus senior PDIP mencoba melakukan pembangkangan politik hanya sebagai trik atau cara menaikkan elektabilitas partai.
Rekayasa konflik yang terjadi di PDIP dengan menjadikan objek pencapresan Ganjar Pranowo dijadikan isu pro dan kontra sangat menguntungkan dua arah yakni bagi calon presiden tersebut dan juga bagi partai pengusungnya . Bukannya politik adalah cara untuk meraih kekuasaan  dan hingga banyak cara dipakai dan dimainkannya?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H