Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gejolak Internal PDIP sebagai Transformasi Demokrasi atau Rekayasa Politik Manajemen Konflik

20 Juli 2023   07:36 Diperbarui: 20 Juli 2023   08:01 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskursus pemimpin nasional dengan menyebutkan Prabowo Subianto sebagai bagian krusial penanda Budiman Sujatmiko mendukung pencalonan Prabowo Subianto.

 Menurut Budiman, di tengah krisis global yang berkecamuk dibutuhkan pemikiran dari dua tipe orang, satu berlatar belakang militer dan satu lagi aktivis. Disebutlah  Prabowo layak pimpin Indonesia

Budiman menginginkan Indonesia dipimpin oleh orang terbaik dan Prabowo merupakan salah satunya. Sebab, dia menilai Prabowo sosok nasionalis.

Dengan dipanggilnya Budiman Sujatmiko ke DPP PDIP menjadi presiden buruk bagi kader PDIP yang mencoba memberikan opini kedua berkaitan wacana pencapresan 2024.

PDIP hadir dalam wacana pencapresan sangat ketat dan kaku. Keputusan pencapresan Ganjar Pranowo dibilang sudah final dan wajib ditaati dan dijalankan oleh semua kader PDIP.

Yang menjadi pertanyaan, beranikah Budiman Sujatmiko mempertanggungjawabkan dukungan pencapresan Prabowo Subianto secara gentel?

Beranikah mantan aktivis PRD tersebut dibedakan Dewan Kehormatan PDIP tetap  kokoh pendiriannya mendukung Prabowo Subianto?

Dan terakhir beranikah Budiman Sujatmiko untuk hengkang dan cabut diri dari PDIP ?
Tentunya tidak seru jika Kader-kader PDIP bersikap menantang dan melawan PDIP dan pada akhirnya setelah menghadapi dan menjalani interogasi internal partai  akhirnya mereka luntur pendiriannya dan mengakui kesalahan dan dosa -dosa politiknya.

Mereka hanya bermanuver instans dan kemudian layu   persis dalam peribahasa "Panas -panas tahi ayam ".  Akhirnya takut fasilitas dan jabatannya hilang  ditertibkan oleh partai . Sialnya lagi apabila yang dilakukan oleh para politikus senior PDIP mencoba melakukan pembangkangan politik hanya sebagai trik atau cara menaikkan elektabilitas partai.

Rekayasa konflik yang terjadi di PDIP dengan menjadikan objek pencapresan Ganjar Pranowo dijadikan isu pro dan kontra sangat menguntungkan dua arah yakni bagi calon presiden tersebut dan juga bagi partai pengusungnya . Bukannya politik adalah cara untuk meraih kekuasaan  dan hingga banyak cara dipakai dan dimainkannya? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun