Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jokowi Pilih Ketua Projo Budie Menteri Komunikasi dan Informasi Untuk Pemilu

18 Juli 2023   09:13 Diperbarui: 18 Juli 2023   09:18 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjadi kontroversi Ketua Umum Projo Budie Arie   berkaitan pengangkatan dirinya sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi. Jabatan bergengsi tersebut didapat di saat terjadinya aksi tuntutan mundur dari Ketua Umum Projo oleh Ketua Projo Jabar.Pendiri Projo Jawa Barat, Agung Surya mendesak Budi Arie Setiadi untuk turun dari jabatannya sebagai Ketua Umum Projo.

Bagi Ketua Projo Jabar  Agung menilai, sosok Budi Arie saat ini sudah tidak mempresentasikan suara pengurus Projo di daerah.

Agung menegaskan,   Budi Arie sudah banyak memanipulasi suara masyarakat salah satunya lewat Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar pada Mei 2023 lalu.

Budi Arie cenderung melawan arus tidak sesuai dengan aspirasi yang sesungguhnya dibawah," ucap Agung dalam acara Pernyataan Sikap Dukungan Pilpres 2024 Projo se-Jawa Barat kepada Bacapres dari PDIP Ganjar Pranowo di Sekretariat Roemah Bersama Alumni, Jalan Imam Bonjol Nomor 16, Kota Bandung, Sabtu (15/7/2023).

Bagian yang cukup menarik alasan Jokowi mengangkat Budie Arie adalah ditugaskan untuk  Ketua Projo  membuat dan membangun narasi -narasi pemilu damai di tahun 2024. Iklim dengan atmosfer politik  yang sejuk menghadapi dan juga menjalani kontestasi Pileg dan Pilpres. Pemilu dapat  terkendali dengan mengedepankan kampanye damai baik kampanye udara dan kampanye darat.  

Sebagai  Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) baru,  Budi Arie Setiadi langsung tancap gas untuk  menjabarkan empat tugas yang menjadi super prioritasnya. Urgensi pokok yang harus dilakukan oleh Budie Arie  adalah mengawal Pemilihan Umum (Pemilu) damai 2024.

Budie  Arie juga menjabarkan apa yang menjadi  pikiran dan  tantangan Indonesia seperti penyediaan infrastruktur digital, yang kedua soal platform-platform yang meresahkan masyarakat dan terakhir bagaimana pengelolaan dan pengembangan  ekosistem digital bisa bermanfaat dan berkontribusi penuh dalam pembangunan dan kemajuan bangsa ini.

Pertanyaan yang menarik adalah berkaitan bagaimana bisa Budie Arie bisa membangun narasi pemilu damai ?
Kompleksitas ekosistem pemilu di Indonesia menjadi beban selama 2 kali pemilu yakni pemilu 2015 dan pemilu 2019.

 Dua pemilu tersebut menjadi pesta demokrasi paling buruk bagi perkembangan dinamika politik tanah air. Pemilu yang penuh kebencian dan juga polarisasi kelompok yang sangat ekstrim.
Faktanya, tidak hanya terjadi perkelahian secara sistem penyelanggaraan pemilu tetapi kondisi mencekam terjadi perang informasi melalui perangkat media cetak, TV Chanel dan juga media online.

Inilah sesungguhnya persoalan dan ruwetnya ekosistem informasi harya dihadapi dan diperbaiki. Bagiamana cara Budie Arie membuat aturan main dan membuat payung hukum dan produk peraturan berkaitan manajemen dan lalu lintas informasi dengan ketat dan produktif.

Pokok bahasan tentang pemilu damai berkaitan dengan menanggal kampanye hitam, mencegah dan membumihanguskan hoax dan menolak kampanye identitas.

Masalah tersebut bisanya menjadi konsumsi dan akhirnya melahirkan perang opini melalui perangkat media massa, TV Chanel dan juga media online. Perang opini tersebut berjalan cepat , masif dan tidak terkendali penyebaran nya.

Akhirnya terjadinya perkelahian horizontal masyarakat umum di media. Berakhir dengan perang opini yang justru lebih banyak negatif dan tidak produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun