politik paling realistis bagi Prabowo Subianto menjadi cawapresnya  dari Ganjar Pranowo. Secara meyakinkan PDIP sudah final mengutus Ganjar Pranowo sebagai kader, petugas partai untuk melanjutkan jenjang jabatan politik di level sebagai calon presiden.Â
PilihanPrabowo Subianto harus paham betul posisi tawar saat ini sudah jatuh dan untuk melampaui harapannya sebagai Capres dengan maju dengan Koalisi Partai yang dibangunnya dengan PkB semakin tidak nyata atau halu. Prabowo Subianto akan kalah lagi dan dipermalukan oleh sejarah politik Indonesia sebagai kandidat capres yang gagal terus menerus.Â
Manuver MematikanÂ
Kemungkinan manuver politik  Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan pencapresan Ganjar Pranowo tidak ada koordinasi dengan partai atau koalisi partai lain. Reaksi dadakan dari respons politik kejut yang dibikin PDIP untuk partai atau koalisi lain. Megawati, Jumat (31/04/2023) di Istana Batutulis Bogor betul-betul bikin kejutan politik yang sangat dalam.
PDIP dan Golkar sebelumnya terlibat aksi cakar -cakaran untuk menawarkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan gagasan dan ide Koalisi Besar. Bahkan dua elite partai sempat adu argumen siapa yang berhak untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Koalisi Besar.
Golkar memberikan warning jika PDIP tidak memaksakan kehendaknya untuk mengambil kursi  capres. Sementara PDIP tidak bergeming bahkan melemparkan sindiran jika PDIP tanpa koalisi sudah memenuhi Presidential Threshold sehingga bisa mengusung pasangan capres dan cawapres tampa koalisi partai lain. Â
Pembentukan Koalisi Besar  terinisiasi dari pertemuan 5 Ketum Partai Pro Pemerintah di Kantor DPP PAN (02/04/2023) yang melakukan pertemuan pendahuluan yang langsung di bawah komando Presiden RI Joko Widodo.
Gerindra Paling Terpukul
Menurut saya, partai besar yang cukup shock pencapresan Ganjar Pranowo yang diumumkan langsung oleh Megawati Soekarnoputri adalah Gerindra dan Golkar.
 Partai Gerindra dalam Pemilu 2019 memperoleh kursi diurutan  nomor tiga setelah PDIP dan Golkar. Perolehan kursi  PDI-P: 128 kursi, jumlah suara: 27.503.961 (19,33 persen), Golkar: 85 kursi, jumlah suara: 17.229.789 (12,31 persen) dan Gerindra: 78 kursi, jumlah suara: 17.596.839 (12,57 persen).
Baik Ketua Umum Partai Golkar dan Gerindra sudah diamanatkan oleh Rapat Koordinasi Nasional  ( Rakernas ) partainya yang memutuskan masing-masing ketua partai dicalonkan sebagai Calon Presiden 2024.
Posisinya ini yang membuat harga mati dalam setiap kompromi dan negosiasi antar partai atau koalisi partai yang sudah terbentuk.
Khusus Prabowo Subianto akan selalu mengungkit kembali perjanjian Batu Tulis di mana PDIP akan saling bersinergi dan berkoalisi memenangkan  pilpres.
Dalam kontestasi Pilpres 2009, Ketum Gerindra Prabowo menerima tawaran  menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Megawati ketika menghadapi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono pada Pilpres 2009. Disebutkan sebagai imbalannya, Megawati harus mendukung pencalonan Prabowo pada Pilpres 2014.
Namun  dalam dua kali pemilu presiden 2014 dan 2019 ternyata PDIP dan Gerindra dalam petak koalisi dukungan Capres dan cawapresnya yang berbeda. Tahun politik 2024 sebagai hajat politik bersama untuk melanjutkan kontrak politik Batu Tulis yang selalu mereka tidak patuhi.
Dikutip dari harian Republika (21/04/2023), Â Ketika nama Istana Batu Tulis mengemuka, ingatan publik kembali kepada Pemilu 2009. Kala itu, Megawati bersama Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto membuat Perjanjian Batu Tulis. Perjanjian itu dibuat pasangan Megawati-Prabowo yang akan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009, terkait dukungan pada Pemilu 2014.
Prabowo Susul Ke Solo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memutuskan untuk  berkunjung ke Solo menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (22/4/2023). Hal itu diutarakan Prabowo usai melangsungkan Sholat Idul Fitri di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu (22/4/2023).
Tujuan utama melakukan pertemuan dengan Jokowi sudah dipastikan berkaitan urusan politik pencapresan. Prabowo yang cukup ngotot dan pihak yang sedang oleng berkaitan Pencapresan Ganjar Pranowo oleh Megawati.
Prabowo cepat dan tanggap jika posisi Capres yang kosong dianggapnya hak dan peluangnya ada di kubu Gerindra. Sebelumnya Jokowi banyak melakukan pujian dan rayuan maut untuk Prabowo sebagai pertanda dirinya akan dapat restu dari Jokowi. Ternyata gagal dan Prabowo betul -betul menjadi tamparan keras untuk Menhan tersebut. Seolah -olah di-PHP atau kena Prank.
Tidak malu -malu lagi  Prabowo mengatakan pertemuannya dengan Jokowi sebagai  lebaran- politik. Prabowo sekalian berjabatan  tangan saling bermaafan dan berkegiatan melakukan lobi- lobi politik. Kiranya Prabowo akan meminta Jokowi untuk meyakinkan PDIP bahwa jatah wakil presiden adalah milik Gerindra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H