Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aktivis 98, Setop Kavling Politik Di Pemilu 2024

21 Februari 2023   07:57 Diperbarui: 21 Februari 2023   22:01 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertanyaanya, tidak malu-kah saat ini mereka berjamaah berada dalam lingkaran rezim waktu ke waktu?

Apa yang telah diperbuat untuk berjuang menegakan agenda reformasi dan bagaimana langkah-langkahnya  melanjutkan?

Saya melihat jika Aktivis 98 harusnya mengakhiri peran dan tanggung jawabnya sebagai salah satu punggawa pengawal dan pelaku reformasi. Sebagai bagian pelaku Aktivis 98 non pemeran di pemerintahan, kami menganggap teman-teman Aktivis gagal dan wajib bertanggung jawab atas produk rezim ke rezim berlangsung yang terus mengalami reduksi baik iklim demokrasi serta atmosfir ekonomi yang terus tergerus memburuk.

Waktu 24 tahun berjalan begitu saja dan tidak ada kejelasan Road Map revitalisasi demokrasi dan ekonomi. Jika berbicara HAM ,kemana saja perjuangan perjuangan penegakkan HAM yang mereka lakukan selama ini?

Pembiaran kesenjangan ekonomi semakin nyata dan tajam, disparitas kesejahteraan terjadi secara ekstrim. Dalam titik akhir kesimpulan, justru Aktivis 98 yang berada di rezim turut serta berpartisipasi terjadinya sebuah negara yang gagal. Negara lebih banyak mengurus dan melindungi kroni -kroninya  dengan produk kebijakan dari pada memberikan distribusi ekonomi dan kesejahteraan  merata bagi masyarakat  umum.

Saya sarankan berhenti dan letakkan semua kedaulatan dan mandat sebagai Aktivis 98. Berikan waktu serta ruang bagi Generasi Melinial  dan Generasi X untuk aktif dan berperan, berpikir dan masuk di dalam ekosistem politik dan pemerintahan.

Apa yang akan dipilih dan diinginkan oleh generasi muda adakah bagian hak yang sakral untuk mengantarkan visi dan misi Indonesia baru untuk 5 sampai dengan 10 tahun ke depan.

Saya marah dengan ulah Adian Napitupulu dan teman  aktivis 98 yang meng-kavling capres dan berkeinginan masuk  di rezim 2024.Beretikat  tidak baik dan  tendensius menyalahkan rejim dan politisi masa lalu. Bahkan sudah berani mengkotak- kotakkan  capres dengan pola membenturkan capres beraroma  politik  identitas.

Justru saya melihat aktivis 98 yang sudah beradu otot untuk bermain politik identitas dengan menolak masuknya rejim orde baru. Apa yang salah dengan rejim orde baru ? Bukannya hanya  oknum saja yang salah yang memperkosa Soeharto untuk melanjutkan kekuasaannya ?

 Mengapa juga tedapat portofolio politik sepihak jika capres harus bisa melanjutkan program kerja Jokowi ? Wah ,dipaatikan sudah ada udang dibalik batu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun