Jika tidak, kemungkinan kudeta politik jabatan Ketua Umum di internal PDIP akan semakin terbuka lebar dan frontal di kalangan faksi tubuh PDIP, apalagi jika Puan Maharani tidak menjadi presiden atau minimal wakilnya dan bencana dan ancaman besar terjadi jika PDIP ditinggalkan secara permanen akibat Megawati mangkat atau wafat.
Blunder atau Efektif
Akankah Megawati betul-betul akan diajukan sebagai sosok yang akan direkomendasikan untuk mengisi jatah pencapresan dari internal PDIP? Dan siapakah yang akan dilirik sebagai wakilnya? Mari kita tunggu di hari dan tanggal yang kemungkinan kepastian pencapresan dari PDIP diumumkan tanggal 10 Januari 2023.
Pertanyaan besar, jika Megawati menjadi solusi tengah  konflik internal PDIP dan berakhir pada keputusan pencapresan dirinya, apakah keputusan tersebut efektif atau justru menjadi kesalahan/blunder paling fatal untuk masa depan politik PDIP?
Siapapun yang akan maju sebagai Capres dari PDIP dipastikan akan menjadi magnet dan pusaran isu pencapresan nasional ,menjadi pemantik percepatan polarisasi partai atau koalisi partai lain. Yang pasti Capres resmi PDIP akan menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting untuk menentukan para capres dari partai atau koalisi partai yang belum mengumumkan siapa yang akan diusung sebagai capresnya.
Bisa jadi, PDIP akan menjadi pemenangnya  atau justru keputusan yang tidak populis dari hasil keputusan pencapresan Megawati  menjadi boomerang kekalahan Capres itu sendiri dan suara PDIP di Pilpres dan Pileg 2024.Dari pemilu-ke pemilu, ada coatails effects dari presiden yang diusungnya dengan suara partai yang akan diperolehnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H