Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kwartal ke-3 tumbuh sekitar 5 persen. Sri Mulyani bangga atas perolehan angka pertumbuhan ekonomi tersebut. Â Tidak disangka ternyata Indonesia masuk 3 besar negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi paling tinggi.Â
Ekonomi makro di Indonesia terkesan baik-baik saja. Data bicara jika Indonesia masuk 7 besar sebagai negara terkuat ekonominya di dunia. Bahkan para ahli ekonomi memperkirakan Indonesia akan menjadi 4 negara dengan PDB terbesar di dunia di tahun 2035.Â
Namun ada pertanyaan yang serius muncul, siapa yang paling diuntungkan oleh situasi ekonomi makro yang relatif baik tersebut ?
 Jika melihat transaksi berjalan perdagangan Indonesia terus mengalami surplus ,investasi luar negeri cukup deras dan cadangan devisa masih aman untuk 3-6 bulan ke depan .Â
Kondisi positif makro tersebut harusnya  mengakibatkan konsolidasi besar-besaran di sektor bisnis dan perdagangan tetap aman dan nyaman. Optimisme pasar terus terjaga ,dan mata uang rupiah stabil.
Tidak alasan bagi pengusaha untuk menutup perusahaannya dan mem-PHK-kan karyawannya. Secara umum ,makro ekonomi Indonesia menjamin kelangsungan para pebisnis dan pengusaha untuk 2-3 mendatang . Bahkan kekuatiran adanya hantaman krisis  ekonomi 2023 sepertinya tidak bakal terjadi di Indonesia.Â
Nasib UMKM
Ekonomi di Indonesia masih dikuasai oleh pihak tertentu. Dari 2 persen penduduk Indonesia tersebut mendominasi hampir 80 persen kegiatan usaha . Jadi ,ekonomi Indonesia dikontrol dan dijalankan oleh golongan minoritas.Â
Di Indonesia masih sangat tinggi disparitas penguasaan modal dan aset serta infrastruktur ekonomi . Monopoli usaha menjadi momok menyedihkan bagi para pengusaha menengah dan kecil.Mereka  mampu menguasai segalanya dari hulu ke hilir. Pada akhirnya UMKM susah bersaing dan tumbuh ,apalagi harus bersaing di Langsa pasar yang sama.Â
UMKM hanya dijadikan mitra pelengkap paling bawah . Hanya sebatas tempat pembuangan CSR sebesar 2,5 persen profit perusahaan . Tidak dikasih ruang sejajar  dalamlevel bawah . Tidak ada niat tumbuh dan berkembang sebagai mitra strategis.
UMKM dan TantanganÂ
Hantu terbesar bagi perkembangan UMKM adalah minimnya SDM yang mumpuni. Kualitas SDM Indonesia terutama literasi bisnis sangat rendah. Padahal usaha  iklim bisnis saat ini tidak bisa dijalankan secara sederhana . Dibutuhkan lompatan innovasi dan adaptasi cepat untuk bisa bertahan dan bahkan bisa tumbuh .
Secara umum ,UMKM kalah innovasi .UMKM berada dalam kasta SDM rendah ,minim kreasi dan inovasi ide dan gagasan.Alhssil UMKM gagal bersaing dan akhirnya berhenti .Â
UMKM Indonesia sangat minim membangun nett working. Â Padahal jejaring bisnis adalah kunci perusahaan untuk pemasaran dan aliansi strategis bisnis. UMKM alergi sekali melakukan membangun kesadaran berbisnis dengan memakai jejaring. Mereka menjalankan bisnis manual dan cendrung eksklusif . Padahal pasar berubah cepat ,butuh kebutuhan big data untuk keperluan jejaring pemasaran produk .
Penyakit UMKM selanjutnya adalah minimnya pengetahuan akses modal dan pembinaan perbankan .UMKM masih mau memakai pinjaman dari rentenir dengan bunga tinggi. Mereka takut atau malu untuk akses ke bank atau lembaga bank lainnya.Â
Penyakit ini menimbulkan dampak inefisiensi usaha dan terbatasnya permodalan. Akhirnya mereka harus membayar bunga tinggi dan  ketercukupan modal terbatas. Kondisi ini akan menjerat hutang dan pada akhirnya  usaha ambruk atau bangkrut .
Saran dan Solusi
 Mau tidak mau UMKM kita harus membuka diri dan memaksakan untuk berubah. Melakukan perubahan dasar manjemen dan juga perubahan mental. Dua instrumen penting untuk persiapan bisnis dan juga mengantisipasi perubahan bisnis yang sangat cepat.Â
Adaptasi mental dan pemberdayaan pengetahuan bisnis dan usaha kekinian sebagai  tindakan yang harus segera diambil dan dilakukan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H