Pelaku UMKM Versus Minoritas Oligarki Ekonomi. Kajian tulisan yang sangat menarik untuk melihat sesi cara berfikir dan bertindak  pemerintah dalam pengelolaan isu dan kebijakan ekonomi pembangunnya.Â
Pemerintah sedang ditantang untuk mencari pilihan tepat dan solutif disaat terjadinya gonjang- ganjing ekonomi global yang berimbas keras di perekonomian domestik. Â
Pelaku ekonomi di Indonesia jumlahnya sangat kecil di bandingkan dengan negara lain. Indonesia justru semakin tidak produktif dan banyak kehilangan lahan dan tempat di mana banyak masyarakat terlibat berpartisipasi sebagai pelaku usaha. Sektor pertanian adalah contoh lahan yang banyak ditinggalkan pelakunya .
Kesiapan Indonesia menjadi salah satu negara maju menjadi pertanyaan sekaligus tantangan pemimpin negara. Indonesia saat ini dipilih sebagai presiden kelompok negara maju atau G 20.
 Tentunya jabatan ini harus diiringi kenaikan infrastruktur dan para pelaku ekonomi nasional. KTT G 20 di Bali akhir tahun 2022 akan menjadi pertarungan gengsi bagi Indonesia di mata dunia.Â
Tim delegasi beserta Kepala Negara/ Pemerintah negara G 20 akan hadir  mengikuti pertemuan dan akan menyaksikan langsung apa yang sedang terjadi sesungguhnya di Indonesia. Â
Indonesia sebagai salah satu kelompok negara G20 masih berada dalam struktur bangunan ekonomi yang mengkuatirkan . Memang benar dengan potensi ekonomi yang besar ditambah dengan kekuatan SDM serta SDA yang sangat melimpah.Bangsa ini akan bisa melompat menjadi bagian negara besar dan maju .
Dengan jumlah  penduduk terbesar ke 4 di dunia diperkirakan Indonesia akan mendapatkan berkah ekonomi sebagai negara-negara dengan GDP sangat besar. GDP adalah penghitungan pendapatan setiap penduduk dalam wilayah tertentu selama setahun.
Salah satu indikator ekonomi maju dan kuat adalah ketersediannya dan kekuatannya para pelaku usaha domestik. Seberapa besar masyarakat terlibat dalam bagian ekosistem ekonomi nasional dan internasional.Â
Setidaknya tersedia 4-7 % terlibat dan termasuk juga penggerak dalam bidang ekonomi . Sistem  ekonominya nyaris diserahkan dalam mekanisme pasar. Pemerintah hanya sekedar sebagai wasit dan regulator .
Kemandirian ekonomi Indonesia yang ditolong dan ditopang usahawan/ entrepreneur  masih sanagat rendah jika dibandingkan  RI dengan negara maju lain. Survei membuktikan jika masyarakat lebih menyukai menjadi pegawai dari pada pengusaha.
Jumlah masyarakat sebagai pelaku ekonomi di negara maju sudah mencapai 4-7 % dari total penduduk ,sementara  di Indonesia masyarakat yang terlibat langsung disektor bisnis masih di bawah 1 %.Hanya ada sekitar 2,8 juta manusia Indonesia yang bekerja sebagai pengusaha.Â
Celaka sekali ketika pertumbuhan lapangan pekerjaan tidak diiringi oleh ketersedian lapangan kerja. Saat ini dunia pendidikan sekolah tinggi dan menengah terus mencetak lulusan. Ribuan tenaga kerja memerlukan ketersediaan penampungan kerja.Â
Idealnya ,dengan naiknya masyarakat terlibat dalam sektor usaha baik kecil atau menengah ,setidaknya akan memberikan alternatif penampungan pekerjaan 2-5 orang di setiap kehadiran UMKM . Â Sudahkah usaha pemerintah saat ini memberikan garansi penyediaan lapangan kerja yang memadai?
Kecilnya peran masyarajat Indonesia disektor ekonomi mengandung arti untuk mencapai katagori negara maju dengan peran serta masyarakat dibidang ekonomi yang tinggi Indonesia harus memiliki kemampuan dan stategi khususnya naikkan populasi penduduknya terlibat di sektor bisnis.
Yang sedang tadi saat ini indinesia sedang terjadi disparitas atau kesenjangan pelaku ekonomi dimana hampir pergerakan ekonomi  80% dikendalikan hanya sekitar 2% penduduk Indonesia .
Struktur ekonominya tersentral dan dikuasai sedikit orang. Istilahnya penguasa ekonomi tesebut sebagai kelompok minoritas oligarki. Sebutan kelompok tertentu saking kuatnya mempengaruhi dan mengendalikan kebijakan dan produknya di sektor ekonomi dan politik.
Peranan masyarakat Indonesia saat ini dalam ruangan dan tempat di sektor  ekonomi sedang banyak kemunduran dan  bahkan sebagainya sudah bangkrut.
Ekonomi dunia semakin was-was redup dipicu oleh krisis perang Rusia-Ukraina yang terus menebarkan ketakutan terjadinya krisis pangan dan energi. Situasi global. Akhirnya menekan pertumbuhan konsumsi dunia yang mengakibatkan aktivitas perdagangan dunia terus  turun . Â
Hanya ada pelaku ekonomi raksasa atau pelaku usaha UMKM yang jeli melihat ketersediaan pasar khusus yang masih ada. Merekalah yang masih kuat mempertahankan usaha akibat penurunan ekonomi yang disebabkan badai penyakit Corona .
Penyangga ekonomi nasional disaat ini adalah UMKM. Golongan usaha kecil dan menengah ini kehadirannya sangat dibutuhkan untuk menopang serta menahan kemunduran ekonomi nasional.Â
UMKM sudah terbukti banyak menyediakan lapangan pekerjaan dan menjadi salah satu instrumen penggerak likuiditas ekonomi nasional paska paska Pandemi Covid 19.
Negara harus menjaga agar UMKM minim tidak terseret mundur atau ambruk . Hal yabg sangat penting kehadiran UMKM berkaitan dengan aspek ketahanan ekonomi sosial dan politik.
UMKM adalah pelopor otonom dari masyarakat sendiri untuk beinisiatif menggerakkan perekonomian dari lingkungan skala terbatas dengan melibatkan keselurun modal dan asetnya sebagai perbuatan memobilisir kekuatan untuk diarahkan menjadi nilai.
Untuk para pembuatan kebijkan bidang ekonomi pembangunan dan kebijakan ekonomi politik ,silahkan anda untuk memilih akan membela UMKM atau memberikan prioritas pengusah  kakapÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H