Mau tidak mau Mbak Puan harus menyiksa diri melakukan lawatan politik sebagai bagian kerja politik sebagaimana yang sudah diamanatkan dan dimandatkan Ketum PDIP Megawati untuk menjadi wakil partai bertemu dengan ketua partai lainnya.
Apa yang menjadi alasan Mbak Puan sangat rajin dan intens melakukan lawatan politik  dan kerja politik?
Ketika berbicara Mbak Puan adalah nama dan sodok yang akan diusung oleh PDI P Â sebagai capres 2024, banyak tugas berat yang menyertai dan akan dihadapinya sebagai jalan terjal menuju kursi presiden 2024.
Membandingkan elektabilitas Mbak Puan dan Partainya PDI P akan terlihat disparitas sangat ekstrim. Secara nasional PDI P masih menguasai penuh peta kekuatan parpol di tanah air.Â
 Poltracking Indonesia dalam rilis terakhir (31/8),lembaga survei ini mengeluarkan data  berkaitan elektabilitas parpol dan capres.
Partai berlambang Banteng ini mencapai prosentase  perolehan elektabilitas partai sebesar 20,4%,perolehannya meninggalkan jauh Golkar dan Gerinda yang terkait hampir 10%. Akan sangat terkejut ketika melihat hasil survei elektabilitas capres yang akan berlaga di Pilpres 2024.
Dari deretan 10 nama teratas capres, nama Mbak Puan  terpental jauh di urutan no. 7 atau mendapatkan suara 2,2%. Mbak Tuan ditinggalkan sangat jauh dengan nama seperti Ganjar Pranowo (26,6%),Prabowo Subianto (29,7%) dan Anies Baswedan (17,7%).
Dari data di atas memberikan bahasa akademis menyatakan bahwa kerja politik dan dukungan internal partai yang kesemuanya diarahkan ke Mbak Puan ternyata gagal meningkatkan elektabilitasnya.
 Mbak Puan sangat miskin dalam penguatan elektabilitasnya kendati all out mesin partai dan elite partai  mendukungnya.
 Polemik rendahnya elektabilitas tersebut membuat guncangan dahsyat terjadinya pro dan kontra menguji konsistensinya elite PDI P mengantarkan Mbak Puan menuju Presiden Perempuan 2024.
 Survei Charta Politika (13/6) memberikan rilis dukungan kader PDI P ke Mbak Puan hanya 6,2% dan justru internal PDI P memberikan dukungan mutlak ke Ganjar sebesar 68,5%. Â