Hello,Dengarkanlah  Elite Partai Jika  Pasangan Ganjar - Anies Bakal Dibiayai
 Rakyat
Dua tokoh kepala daerah ini merupakan aset bangsa  yang dapat  membuat Indonesia berkibar sebagai negara maju,bermartabat serta berkeadilan. Duet maut  calon pemimpin nasional yang akan menggetarkan dunia internasional.
Setidaknya,kiprah di dunia politik dan sebagai  pelayan masyarakat sudah teruji. Karier politik sebagai kepala daerah sudah cukup untuk bekal menjadi calon pemimpin bangsa.Â
Berbagai prestasi kerja sebagai kepala daerah sudah mendapatkan pujian dan pengakuan level internasional. Â
Persoalan muncul ketika dua pasangan tokoh ini bukan pengurus partai atau ketua partai politik dan bukan dari keluarga kaya raya serta bukan dari golongan perwakilan oligarki.Â
Persoalan tehnis menjadikan polemik bagi kedua calon maju mengikuti kontestasi pilpres 2024. Pertama kendala kendaraan politik dan kedua persoalan pembiayaan politik. Â
Dua kendala besar tersebut  menjadi hantu bagi perjalanan karier politik dari kedua tokoh tersebut.Persoan sangat besar yang harus diselesaikan dengan solusi politik dan ekonomi.
Hambatan peraturan UU menjadi pelajaran serius bagi semua partai agar mendorong batas ambang batas pencalonan  presiden dihilangkan.
Tidak memungkinkan dilakukan pemilihan presiden dari unsur independen melalui pemilihan langsung.Harus melalui mekanisme  seleksi sistem kepartaian berjenjang. Partai lah yang menguasai siapa saja yang akan diusungnya  menjadi capres dan cawapres.
Dalam UU Pemilu No.7 Tahun 2007 disebutkan yang dapat mengajukan calon presiden dan wakil presiden adalah partai atau gabungan partai dengan syarat telah memenuhi batas ambang presiden / presidential threshold 20 persen. Artinya keputusan pencapresan berada  di tangan elite partai.
Sampai saat ini nama Ganjar dan Anies menjadi langganan pilihan masyarakat terfavorit  melalui polling diberbagai lembaga survei politik nasional . Ganjar menempati urutan pertama dan Anies berada diurutan ketiga.
Dua tokoh ini jika digabungkan elektabilitasnya secara rata- rata akan menyentuh kisaran 30-35 persen. Menurut data survei Poltracking Indonesia yang dirilis akhir bukan Agustus 2022(31/08) urutan 3 teratas elektabilitas Capres ,Ganjar Pranowo 26,6%,Prabowo Subianto 19,7% dan Anies Bawesdan 17,7%.
 Ganjar dan Anies diprediksikan jika bisa bergabung dalam satu perahu di salah satu koalisi partai , dipastikan akan memenangkan pilpres 2024.Simbol kemenangan bersama antara pilihan rakyat dan dukungan koalisi partai pengusung.
Pertanyaannya, kerja politik apa saja apa yang akan harus dilakukan agar tiket resmi Ganjar-Anies atau Anies -Ganjar menjadi salah satu kontestan Pilpres 2024?
Sudah ada dua partai yang mewadahi nama  capres Anies dan Ganjar dan mereka  berada dalam irisan capres yang diusung di partai tersebut.
 Nasdem dianggap partai yang secara resmi mengusung nama Ganjar dan Anies dalam rakernas partai Nasdem di bulan Juli 2022.
 Nasdem menempatkan 3 nama capres pikihan Rakernas ,ada nama Andika Perkasa ,Ganjar Pranowo dan Anies Bawesdan.
Bagi Nasdem yang sudah memilih capres 2024 harus melakukan kerja politik lanjutan dengan menjalin komunikasi dengan elite partai lain .Â
Nasdem tidak bisa mencalonkan sendiri capres pilihannya karena tidak cukup memenuhi syarat presiden  threshold. Harus melakukan koalisi minimal memperoleh gabungan suara 20 persen kursi di DPR.
Dalam Rakernas PAN (27/08) merekomendasikan 9 nama usulan capres 2024. Nama Ganjar dan Anies masuk dalam radar pilihan kader PAN.Â
Bagi PAN yang sudah tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu ( Golkar,PAN dan PPP) akan lebih mudah membawa 9 nama capres yang diusulkan dalam komunikasi di internal elite KIB.
Skenario politik pencapresan PAN lebih mudah diharapkan dan dapat terealisasi lebih cepat. PAN yang kan segera menggelar Rapimnas dengan petinggi KIB salah satu agendanya  untuk membahas perumusan pencalonan presiden dan wakilnya.
Dalam internal KIB akan terjadi tarik ulur berkaiatan dengan usulan pencalonan presiden. Golkar sebagai partai dengan Kurdi terbanyak di KIB tentunya akan ngambil opsi Ketua umum Airlangga Hartato sebagai capres 2024. Golkar sudah bulat memberikan mandat bagi Ketumnya maju sebagai capres.
Peluang dan celah Ganjar dan Anies masih terbuka di KIB atau pun poros baru yang akan terbentuk untuk mewadahi pasangan capres tersebut. Ganjar dan Anies mempunyai  kekuatan magnet luar biasa  baik bagi pemilih langsung dan bagi partai atau koalisi partai pengusung.
 Kedua calon mempunyai elektabilitas paling disukai oleh publik menjadi calon presiden Indonesia mendatang. Artinya modal besar dari suara pemilih Ganjar dan Anies sudah tergambar jauh jauh hari sebelum pencoblosan pilpres dimulai. Ganjar dan Anies sudah memenangkan perang opini sekaligus menjadi indikator politik personal dalam kancah politik tokoh  nasional.
Kekuatan elektabilitas ini menjadi bargaining politik bagi koalisi partai yang akan meminangnya. Jika Ganjar dan Anies bersatu dan berani mendeklarasikan diri segera, dipastikan banyak koalisi partai seperti KIB yang berebut atau bahkan akan terbentuk koalisi baru khusus mewadahi pasangan Anies dan Ganjar. Â
Koalisi Partai  yang mengusung pasangan Ganjar dan  Anies akan banyak diuntungkan secara kepartaian. Parpol pengusung akan mendapatkan efek positif dari para pemilih dan pendukung Anies dan Ganjar.
Ganjar dan Anies sudah memiliki barisan tim sukses dan relawan militan. Mereka terdiri dari masyarakat dan juga kader partai yang merasa memiiki dan memerlukan pasangan capres dan cawapres yang cerdas,nasionalis dan visioner serta mendobrak kebiasaan- kebiasaan  kuno dalam penyelenggaraan bernegara dan berbangsa.
Diperkirakan jumlah simpatisan dan relawan Ganjar dan Anies sudah mampu bersaingan dengan jumlah anggota dan kader  partai pemenang pemilu dua kali (PDI P). Â
Apabila masyarakat non partai ini digabungkan dengan anggota partai atau koalisi partai dukungannya sangat dahsyat dipastikan memenangkan pilpres dengan hanya satu putaran saja.
Ganjar dan Anies akan menjadi pasangan sangat luar di luar radar parpol dan akan terus memicu gelombang sosial dan politik untuk didorong maju sebagai capres dan cawapres 2024.
Partai atau koalisi partai yang sudah memaksakan kadernya menjadi capres dari internal partai akan banyak menghadapi resiko perlawanan politik dari masyarakat luas dan juga para pemilih partainya.
Masyarakat akan berbondong bondong membiayai dan terjun secara fisik untuk berjuang terjadinya perubahan wajah Indonesia mendatang. Â
Dan sebaliknya , paryai atau koalisi partai yang berani dan memutuskan milih pasangan Ganjar- Anies atau  Anies -Ganjar sebagai capres  Cawapres pilihannya ,tentunya akan  merasakan keajaiban kemenangan seiring kemenangan  capres yang diusungnya.
Sudah jelas, jika masyarakat Indonesia  berdasarkan survei politik dan penjaringan internal parpol  menginginkan Ganjar  dan Anies untuk memimpin Indonesia 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H