Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menolak Lupa Ketika Elite Politik Ramai-Ramai Menolak Kenaikan BBM

26 Agustus 2022   09:26 Diperbarui: 26 Agustus 2022   10:44 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idealnya bukan hanya rakyat yang dipaksa prihatin,  Mereka harus juga prihatin dan jika perlu dilakukan pemangkasan pengeluaran belanja ,mengurangi  karyawan dan menerapkan asas- asas penyelenggaraan perusahaan BUMN yang terbuka dan transparan.

Akhirnya Jika pemerintah tetap memaksakan mengambil opsi menaikkan harga BBM bersubsidi harus menanggung resiko ekonomi,sosial  dan politik yang mengerikan.

Terjadinya gelombang kemiskinan berkelanjutan.Kondisi ekonomi makro yang belum  stabil dan masyarakat secara keseluruhan masih terpukul pendapatnya karena Covid.

 Lapangan pekerjaan baru juga belum maksimal disediakan oleh pemerintah. Kenaikan BBM subsidi akan menjadi bencana ekonomi paling horor. Jutaan rakyat akan menjadi miskin dan penurunan bahkan   kehilangan pendapatan.

Kemerosotan ekonomi akan cepat memicu masalah sosial. Kemiskinan semakin banyak ,,pengangguran dimana mana jaminan sosial dan pemerintahan sudah tidak mampu kendalikan dan amankan jaminan sosial.  

Dua Maslah ekonomi dan sosial bertemu  dan mengerucut pada persoalan politik.Dapat dipastikan krisis politik terjadi , turunnya kepercayaan publik pada kinerja pemerintah dan diikuti mosi tidak percaya pada badan dan organ penyelenggara pemerintahan.

Bisa jadi kejadian di Srilangka  beberapa bulan yang lalu akan menerjang di Indonesia. Karena lupa, pemerintahan hanya menyelamatkan dirinya dan juga partai pendukungnya harus dibayar amuk massa  masyarakat yang sedang lapar dan sengsara  dan menjadi korban kebijakan salah urus negara.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun