Mohon tunggu...
Heru Wahyu Prasetya
Heru Wahyu Prasetya Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 018 Tenggarong

Berolahraga merupakan kegiatan rutin setiap sore, tentunya olahraga yang ringan asal berkeringat, jejaring sosial tetap harus sebagai media informasi buat saya, untuk mengatahui apa yang sedang berkembang trending dan viral, agar tidak ketinggalan berita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

28 April 2023   21:58 Diperbarui: 28 April 2023   22:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CGP Ak.7 Kutai Kartanegara/Dokpri

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, tentu berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam mengambil suatu keputusan. Dalam pengambilan keputusan, kita mengenal ada tiga prinsip yang dapat kita ambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir ( Ends-Based Thinking ), Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule-Based Thinking ), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli ( Care-Based Thinking )). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita. Misalnya, guru yang memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pendamping Bapak Pengajar Praktik dan  Ibu Fasilitator memberikan saya wawasan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching, membuat saya menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan yang saya kehendaki dan membantu saya menerapkan coaching pada teman sebaya maupun pada murid saya didalam kelas dalam mengambil keputusannya sendiri berdasarkan alur T-I-R-T-A.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sangat berpengaruh sekali, contoh kecil ketika guru tersebut merasakan stress dan tekanan yang luar biasa, sudah pasti jika pengambilan keputusan tersebut dilakukan dengan tergesa-gesa maka akan menghasilkan keputusan yang kurang tepat, untuk itu ilmu dalam mengelola dan menerapkan KSE sangat kita butuhkan: 1)Kesadaran diri: kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi dan perilaku diri sendiri. 2) Manajemen Diri: kemampuan untuk mengelola emosi, menahan diri dari reaksi impulsif, dan mengendalikan perasaan negatif. 3) Kesadaran sosial: kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan antara diri sendiri dan orang lain, serta memahami norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. 4) Keterampilan Berelasi: kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat, saling mendukung, dan positif dengan orang lain. 5) Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab dalam berbagai situasi sosial.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Kita semuanya tentunya pernah dan akan mengalami sebuah kasus baik itu dilema etika dan bujukan moral di lingkungan sekolah dimana kita tinggal dan bekerja. Dalam pembahasan studi kasus tersebut secara langsung dan tidak langsung akan memberikan kita sebuah rambu dan pedoman dalam mengambil keputusan dan dapat melihat nilai-nilai kebajikan dalam kasus tersebut  agar tidak salah dalam pengambilan sebuah keputusan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Selain terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman kita juga tetap menggunakan 9 langkah dalam pengambilan keputusan antara lain: mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan melakukan pemetaan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, melakukan Pengujian benar atau salah, melakukan Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, Melakukan Prinsip Resolusi, Investigasi Opsi Trilema, membuat keputusan, melihat kembali keputusan dan merefleksikan.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun