Mohon tunggu...
Hertiwati Simbolon
Hertiwati Simbolon Mohon Tunggu... Guru - Cikgu

semangat untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

20 April 2023   21:42 Diperbarui: 20 April 2023   22:10 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koneksi Antar materi - Modul 3.1

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

 


Kegiatan Pemantik:

 

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

 Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Pembelajaran yang sedang saya jalani dalam pelatihan CGP Angkatan 7 Kab. Serdang Bedagai secara khusus dalam modul 3.1 ini adalah bagaimana saya dapat mengambil keputusan baik dan bijak ketika saya kelak diberi kepercayaan menjadi kepala sekolah. Bagaimana seorang pimpinan harus peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sekolah ketika dalam mengambil sebuah keputusan. Bagaimana saya dapat memahami teori teori dalam pengambilan keputusan (keterampilan dalam pengambilan keputusan, 4 paradigma pengambilan keputusan , 3 prinsip pengambilan keputusan , 9 langkah dalam pengambilan/pengujian keputusan)

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Dalam pengambilan keputusan ada tiga prinsip yang harus kita pahami yaitu berpikir berbasis akhir(ends-based thingking), berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking), dan berbasis rasa peduli  (care-based thinking). Menurut saya dengan adanya prinsip ini sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. 

Jika saya mengambil keputusan berbasis akhir berarti saya sebagai pimpinan harus mengkaji masalah dengan baik dengan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan yang sudah terjadi. Apa dampak dari masalah tersebut jika diambil sebuah keputusan. Jika seorang pimpinan mengambil keputusan berdasarkan berbasis peraturan berarti keputusan yang diambil harus diarahkan kepada peraturan yang berlaku di sekolah.

 Jika sudah menjadi kesepakatan ada hal hal yang merupakan peraturan sekolah maka setiap warga sekolah wajib mematuhi peraturan yang ada. Pengambilan keputusan berdasarkan rasa peduli maka apa pun permasalahan yang terjadi di sekolah harus didasarkan kepada rasa peduli kepada peserta didik.Mengaji permasalahan berdasarkan atas kepentingan/ keperpihakan  kepada peserta didik.

 Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?Sebagai seorang guru dapat mengambil keputusan yang baik dalam proses pembelajaran. Pengambilan keputusan yang diambil harus berpihak kepada murid. Bagaimana saya sebagai guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid.Artinya disini bahwa siswa adalah subjek yang harus dilayani dengan maksimal dan memahami lebih dalam apa kodrat yang dimiliki dari peserta didik  tersebut.

 Pertanyaan Acuan Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan sebagai seorang pemimpin  ? Pratap triloka adalah semboyan KHD dalam dunia pendidikan yang di hidupi beliau ketika menjadi pelopor pendidikan. 

Adapun Pratatrilogi kepemimpinan ini meliputi Trilogi kepemimpinan ini meliputi Ing ngarsa sung tuladha, dalam hal ini ketika menjadi seorang pempimpin harus menjadi contoh/teladan jika dikaitkan dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan/contoh dalam setiap keputusan yang diambilnya. Banyak permasalah yang terjadi dilingkungan sekolah baik itu kasus kasus dilema atau bujukan moral. 

Sebagai pemimpin harus bisa menganalis dengan baik berdasarkan teori pengambilan keputusan yaitu keterampilan dalam pengambilan, paradigma, prinsip dalam pengambilan  keputusan. di depan memberi contoh, dalam hal ini ketika menjadi seorang pempimpin harus menjadi contoh/teladan jika dikaitkan dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan/contoh dalam setiap keputusan yang diambilnya. Banyak permasalah yang terjadi dilingkungan sekolah baik itu kasus kasus dilema atau bujukan moral. 

Sebagai pemimpin harus bisa menganalis dengan baik berdasarkan teori pengambilan keputusan yaitu keterampilan dalam pengambilan, paradigma, prinsip dalam pengambilan  keputusan. Ing madya mangun karsa di tengah memberikan dorongan, sebagai pemimpin tetap memberikan dorongan kepada warga sekolah ketika mengambil keputusan yang baik berkaitan dengan kepentingan peserta didik. 

Ketika seorang pemimpin berani menganjurkan kepada orang orang yang pimpinnya berarti harus terlebih dahulu melakukan dalam implementasi dalam pengambilan keputusan. Trilogi kepemimpinan ini meliputi tut wuri handayani yang artinya di belakang selalu menyemangati. Artinya sebagai pemimpin dibelakang harus memberikan semangat untuk tetap menetapkan keputusan di lingkungan harus mengambil keputusan dengan baik.

 Bagaimana nilai nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?Terdapat nilai guru pengerak yang harus dimiliki oleh guru pengerak yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif. Keperpihakan terhadap murid merupakan salah satu teknik dalam pengambilan keputusan yang harus diterapkan. 

Dalam kasus dilema etika di sarankan untuk berpihak kepada murid. Dalam kaitan nilai berkolaboratif  ketika pengambilan keputusan diambil seorang pemimpin harus mampu berkolaborasi dengan guru guru, orang tua peserta didik atau dengan orang orang terkait yang ada hubungan dengan masalah masalah yang dihadapi baik itu masalah dilema etika/ bujukan moral. Dalam kaitan nilai inovatif seorang pemimpin harus benar benar berinovasi dalam pengambilan keputusan. 

Banyak permasalahan yang terjadi dalam kasus kasus dilema bisa berpikir secara inovatif dalam pengambilan keputusan. Apalagi masalah masalah yang diperhadapi dengan sudah kompleks yang berkaitan dengan peserta didik. Dalam kaitan nilai reflektif seorang pemimpin harus melakukan kegiatan reflektif ketika seorang pemimpin mengambil keputusan yang sudah dilakukan. Apakah keputusan yang sudah diambil sudah keputusan yang terbaik.Apakah keputusan tersebut sudah sesuai dengan teori teori pengambilan keputusan

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching ( bimbingan ) yang diberikan  pendamping  atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah telah kita ambil? 

Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkan ada pertanyaan pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi’’coaching ‘’yang telah dibahas pada sebelumnya. Sebelum pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika atau bujukan moral seorang pemimpin harus bisa menganalisis kasus kasus dilema atau bujukan moral dengan baik. 

Apakah dalam pengambilan sesuai dengan teori pengambilan keputusan atau tidak mulai dari teknik, prinsip, pradigma dan langkah pengambilan/ pengujian pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan harus melibatkan warga sekolah (guru, peserta didik, tata usaha ) atau orang orang yang terkait dengan masalah. Dalam proses pencarian informasi/penyelesaian kasus bisa dilakukan proses coaching. Ketika seorang kepala sekolah mau sebelum mengambil keputusan bisa melakukan proses coaching untuk mengetahui penyelesaian kasus yang dialami dengan warga sekolah (guru, peserta didik, tata usaha, penjaga sekolah dll).   Pengambilan keputusan lebih efektif jika lakukan melalui proses coaching karena dalam proses coaching yang dilakukan melalui model tirta yang dalam pelaksanaan mengunakan keterampilan dalam mengacukan pertanyaan yang berbobot yang mengali coachee sehingga kita dapat menganalisis permasalahan baik kasus dilema etika maupun bujukan moral.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?  Seorang guru dalam pengambilan keputusan harus mampu memahami secara dalam teori teori pengambilan keputusan. Ketika seorang guru sampai kepada 9 langkah pengambilan keputusan maka harus memahami teknik, 4 paragdigma, 3 prinsip dalam pengambilan keputusan. Ketika seorang telah memahami teori pengambilan keputusan maka tidak sampai terbawa perasaan ketika diperhadapkan kepada kasus kasus dilema. Seorang guru harus tegas dalam pengambilan keputusan yang dikaitkan dengan 9 langkah langkah dalam pengambilan keputusan. Atas dasar ini seorang guru/ pemimpin bisa mengambil sebuah keputusan dengan baik

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai nilai yang dianut seorang pendidik ? Pembahasan masalah moral atau etika harus tetap di kaikan dengan nilai nilai dalam pendidik (guru pengerak) yaitu mampu menghidupi nilai nilai tersebut dan mengimplemtasikan nilai tersebut dalam mengambil keputusan dalam kasus bujukan moral atau kasus dilema etika. seorang pendidik mengarahkan keputusan yang diambil berkaitan dengan kasus moral atau etika dengan nilai nilai dalam seorang pendidik (berpihak kepada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tertentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman? Seorang pemimpin yang mampu menguasai dan menghidupi teori dalam pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus dilema/bujukan moral dapat diambil keputusan dengan baik. Sebuah keputusan yang telah diambil didasarkan teori pengambilan keputusan mulai dari keterampilan keputusan mengambil, prinsip pengambilan keputusan, paradigma keputusan pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan sudah  tepat berdasarkan teori pengambilan keputusan  maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman

Apa tantangan- tantangan di lingkungan anda untuk dapat pengambilan keputusan terhadap kasus kasus dilema etika ini ? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkugan anda? Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadapa kasus dilema etika adalah terjadi adalah kurang pemahaman dalam teori pengambilan keputusan.Sehingga dalam pengambilan keputusan kurang tepat. Ada karena terkadang kurang tepat dalam pengambilan keputusan jika dikaitkan dengan paradigma waktu dekat dengan jangka panjang. Lebih memfokuskan kepada hal hal yang berguna dalam waktu dekat dan kurang melihat kepada hal hal jangka panjang hanya sebatas untuk menjaga nama baik sekolah

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid muridnya?Seorang pemimpin pembelajaran memiliki pengaruh atas kehidupan atau masa depan murid murid. Jika dalam pengambilan keputusan salah maka berdampak negatif bagi peserta didik. Seorang pemimpin pembelajaran harus mempelajari dengan baik teori pembelajaran dalam pengambilan keputusan dengan baik. 

Jika dalam kasus dilema etika kita kurang memahami paradigma pengambilan keputusan antara keadilan dengan rasa kasihan maka hal tersebut bisa berakibat fatal bagi masa depan. Contohnya seperti kasus yang terdapat di LMS ketika paradigma keadilan lebih di pilih atas peserta didik yang di cut beasiswa nya dikarenakan mencontek mata pelajaran matematika namun anak tersebut ahli dibidang seni dan akhirnya mendapatkan beasiswa. Namun di halangi karena keputusan pihak sekolah harus mengcut nya. Hal tersebut menghambat masa depan si anak untuk melanjutkan studinya.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Keputusan yang kita ambil harus berdasarkan keberpihakan kepada peserta didik. Apa yang menjadi keputusan didasarkan atas kepentingan murid.  Dan Pembelajaran yang kita lakukan harus berdasarkan gaya belajar dari masing masing peserta didik.Keputusa yang diambil adalah menerapkan pembelajaran yang berdifferansiasi didalam kelas. Bukan mau mengkotak kotakan peserta didik dengan kemampuan namun dengan tujuan bahwa seorang pendidik mampu menyikapi cara pendekatan peserta didik yang kurang kemampuan nya.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik pembelajaran modul materi ini dan ketertaitan dengan modul modul sebelumnya ?Keterkaitan  antara modul 1.1 sampai dengan  modul 3.1 memiliki keterkaitan yang erat dan saling mempengaruhi membentuk penulis menjadi seorang guru pengerak yang berkualitas untuk tenggelam dan menguliti teori sampai kepada implementasi nya sepanjang kebertugasan menjadi seorang pendidik.                                                                                                              

Modul 1.1 kesimpulan yang bisa diambil jika dikaitkan dengan modul 3. 1 bahwa dalam pengambilan keputusan harus didasarkan kepada kondrat zaman dan kondrat alam. Bagaimana ketika pengambilan keputusan seorang pemimpin harus memperhatikan kondrat dari peserta didik baik itu kondrat zaman dan alam. Kondrat alam bahwa setiap peserta didik memiliki sifat, karakter, latar belakang keluarga yang berbeda, gaya belajar dll sedangkan kondra zaman dikaitkan zaman yang sedang di lewati oleh peserta didik. 

Dan selain itu harus dikaitkan dengan trilogi semboyan pendidikan KHD yang meliputi Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi contoh, di tengah memberikan dorongan dan di belakang selalu menyemangati (Tim Dosen Ketamansiswaan, 2014: 43). 

Dalam semboyan yang beliau cetuskan yaitu  Ing ngarsa sung tuladha, artinya bahwa seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik dalam pengambilan keputusan, ing madya mangun karsa ditengah memberikan dorongan kepada warga sekolah untuk menganalis kasus kasus dilema etika/bujukan moral berdasarkan teori pengambilan keputusan ( 3 keterampilan dalam pengambilan keputusan, 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan/pengujian dalam pengambilan keputusan) tut wuri handayani di belakang memberi dorongan                                                                                                                                                                                                                                         

Dalam materi modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru pengerak kesimpulan yang bisa diambil jika dikaitkan dengan modul  3. 1 seorang guru pengerak harus menghidupi nilai guru pengerak yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif. Ketika pengambilan keputusan harus di mengaitkan dengan nilai nilai guru pengerak.                                                             

Dalam materi modul 1.3 mengenai akan visi guru pengerak kesimpulan yang bisa diambil jika dikaitkan dengan modul  3. 1 bahwa dalam pengambilan keputusan harus memperhatikan visi dan misi sebagai guru pengerak yaitu bagaimana visi terwujud dengan baik yaitu tetap berpihak kepada peserta didik.                                                                                                                                             

Dalam modul 1.4 mengenai budaya positif. kesimpulan yang bisa diambil jika dikaitkan dengan modul 3.1 Ketika menjadi seorang pemimpin mampu memahami teori teori pengambilan keputusan dan mampu mengimplentasikan keputusan dengan baik berarti kita sudah menerapkan budaya positif di sekolah. Praktik baik telah diterapkan salah satunya seorang pemimpin mampu mengambil sebuah keputusan yang bijaksana di lingkungan sekolah.                                                                                                

Dalam modul 2.1 yaitu mengenai pembelajaran yang berdifferensiasi kesimpulan yang bisa diambil jika dikaitkan dengan modul 3.1 bahwa seorang guru harus memahami kemampuan yang berbeda beda jadi hal ini harus diperhatikan ketika ada kasus kasus dilema yang berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam dunia pendidikan. Dan dalam pengambilan keputusan harus dianalisis dengan benar. Pengambilan keputusan yang salah akan mempengaruhi masa depan mereka.                                            

Dalam modul 2.2 yaitu mengenai keterampilan sosial dan emosional kesimpulan yang bisa diambil jika dikaitkan dengan modul 3.1 Ketika dalam pengambilan keputusan harus memiliki hubungan sosial yang baik dengan warga sekolah dan orang orang yang terkait dengan kasus kasus dilema etika/ bujukan moral di sekolah.Dan tetap menjaga emosional kita agar tetap stabil ketika  pengambilan keputusan dilakukan

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Perkembangan yang saya alami dalam pengambilan keputusan belum terlalu signifikan masih dalam proses pendalaman teori (dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Walau tidak dapat dipungkiri dari waktu sebelum mempelajari teori pengambilan keputusan secara tidak sadar sudah menghadapi kasus dilema etika dan bujukan moral. Ketika dikaitkan dalam pengambilan keputusan masih di jalani dengan baik. Hal hal yang di luar dugaan bahwa ketika saya belajar dengan konsep konsep pengambilan keputusan ternyata banyak dapat hal hal yang baru tentang konsep tersebut. Dan membantu untuk pengambilan keputusan yang dialami sekarang dan kelak jika dipercayakan menjadi pemimpin/ kepala sekolah.

 Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?Pernah, dalam pengambilan proses keputusan masih dangkal dalam menganalisis kasus moral dilema dan belum mampu menganalis kasus tersebut secara detail.

 Perbedaan yang  saya alami ketika mempelajari pengambilan keputusan, saya semakin mengerti dan memahami konsep konsep pengambilan keputusan dan hal tersebut mempermudah dan membantu dalam pengambilan keputusan yang baik kelak ketika dipercayakan menjadi pemimpin.

 Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?Perubahan yang saya rasakan adalah saya lebih memahami konsep konsep pengambilan keputusan jika diperhadapkan terhadap kasus kasus dilema etika dan bujukan moral.Dan hal tersebut membuat saya dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan bijaksana.

 Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? bSangat penting, membentuk saya menjadi pribadi yang lebih paham bagaimana seorang guru/pimpinan kelak bisa mengambil keputusan yang tepat berdasarkan konsep konsep pengambilan keputusan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun