Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ke Scheveningen, Sebuah Pantai di Den Haag

26 November 2012   02:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:40 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_218277" align="aligncenter" width="415" caption="Salah atu toko souvenir (dok. Herti)"]

1353894571900404315
1353894571900404315
[/caption] [caption id="attachment_218278" align="aligncenter" width="400" caption="Souvenir yang dijual (dok. Herti)"]
1353894708599294350
1353894708599294350
[/caption]

Tak terasa hari sudah siang, dan perut terasa lapar. Ada beberapa pilihan menu makanan di sini. Tapi tetep aja yang dicari adalah nasi. Akhirnya kami temukan penjual kebab di antara deretan penjual makanan itu. Nomer satu alasan kami pilih itu adalah karena kehalalannya, dan tentu saja karena ada nasinya. Kami menikmati dengan lahap, siapa tau beberapa hari ke depan tidak akan bertemu dengan nasi :D (eh ternyata benar, 3 hari berikutnya kami baru makan nasi lagi).

[caption id="attachment_218279" align="aligncenter" width="450" caption="Adana yang dipesan teman saya (dok. Herti)"]

1353894779149130571
1353894779149130571
[/caption] [caption id="attachment_218280" align="aligncenter" width="450" caption="Doner kebab yang lezat karena lapar (dok. Herti)"]
13538948491069967303
13538948491069967303
[/caption]

Ketika sudah selesai makan, kami berjalan kembali ke tempat perhentian tram untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Delft. Di salah satu jalan sekitar daerah Scheveningen itu, ternyata kami menemukan ada beberapa penjual menu makanan Indonesia, salah satunya adalah soto. Tapi karena udah terlanjur makan dan kenyang, jadi batal deh keinginan mencicipi-nya. Seharusnya kalau berada di suatu tempat baru sebaiknya seperti yang dilakukan oleh orang lain, yaitu mencicipi kuliner khas daerah tersebut. Tapi sepertinya itu tidak berlaku buat kami. Daripada tidak doyan, lebih baik cari aman. Dan tidak mau berspekulasi, apalagi sekali makan lumayan mahal. Begitulah sedikit cerita tentang kunjungan kami ke pantai Scheveningen, pantai yang biasa saja, tapi merupakan salah satu pantai tujuan wisata andalan di Den Haag, Belanda. Catatan dari perjalanan ini adalah saya sangat bersyukur tinggal di Indonesia, dengan kehangatan sinar matahari yang melimpah, adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ayo kita mensyukurinyadengan bekerja lebih keras. Salam jalan-jalan.

*****,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun