Sudah menjadi rutin, semua heboh saat kebakaran terjadi dengan reaksi beragam banyak pihak, namun paska kebakaran udara bersih, semua juga segera melupakannya. Bila ada tindak lanjut hanyalah berupa ritual klasik bikin proyek dalam segala kewenangan, bukan berlandaskan kajian layak dan aplikasi cara yang terbukti paling baik dan benar berasal dari identifikasi dan agenda terprogram sistematis.
6. Amat banyak proyek lingkungan yang gagal mengelola hutan lahan.
Semua proyek asing dan nasional perbaikan alam lingkungan tak berbekas di Kalteng kecuali sisa remnant proyek yang dampaknya merusak lingkungan seperti akhir dari proyek PLG yang awalnya di gagas Ketua Dewan KTI Kawasan Timur Indonesia kepada Bapak Presiden RI Soeharto tentang tanam padi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi di lahan gambut yang kini menjadi penghasil asap terbaik di Kalteng.
7. Modus operandi pembakaran.
Pada sebuah lokasi kebun pemerintah di Kalteng berada dekat areal kebun perusahaan swasta yang masih kosong areal semak belukar. Kebun pemerintah percontohan dikelola dengan optimal, namun pada malam hari tiba-tiba terjadi kebakaran, dengan sigap ditangani pegawai yang siaga di lokasi. Meski dapat di duga kasus ini sengaja di bakar, tak ada bukti yang bisa di pakai untuk diajukan ke polisi.
Kita melihat jaman doeloe hutan masih mayoritas tegakan atau pohonnya masih primer perawan. Hutan yang begini lantai hutannya penuh sampah serasah organik yang meski kemarau hebat, tetap lembab kadang berlumpur diapisan bawah serasah sehingga merupakan penangkal alami kebakaran. Sejak eksploitasi hutan primer setelah itu tercipta semak belukar dengan hamparan luas yang satu hamparan. Begitu juga lahan gambut Kalteng, kanal primer yang amat panjang membentuk saluran mengeluarkan kayu yang di tebang, karena menyarad logs dengan alat berat akan amblas di lahan gambut. PLG Proyek Lahan Gambut untuk padi 1,4 juta hektar di Kalteng sejak 1995 yang gagal, telah menghilangkan daya hutan gambut menahan air yang sebelumnya meski kemarau amat panjang, gambut tetap lembab.
Doeloe saya di bawa Bapak buka bidang tanah ladang dengan api. Pembakaran karena tenaga kerja amat terbatas saat musim tanam dengan rumah-rumah dan ladang yang berjauhan. Kami buat sekat bakar dan mengendalikan api agar tak keluar blok pembakaran. Sering terjadi merambat ke hutan, namun dengan pengendalian minimal api merambat tidak serentak sehingga tak mampu membakar hutan yang kelembabannya masih alami. Tahun 1960-1970 kabut asap terjadi, namun hanya saat pembukaan ladang, pagi hari daun dan sarang laba-laba penuh embun segar. Sejak eksploitasi hutan secara mekanis, tercipta hamparan semak belukar yang amat luas dan merupakan makanan empuk api meski kemarau hanya pendek. Era perkebunan skala raksasa di Kalteng juga tidak menafikkan land clearing semak belukar dengan api. Kalau lahan masih kaya dengan pohon komersial biasanya diminta Ijin Pemanfaatan Kayu dan tak ada kebakaran kecuali operasi alat berat. Potensi terbakar pada lahan kebun sawit tua tak produktif juga mengkhawatirkan, karena peremajaan dengan bakar menghasilkan pupuk abu amat baik untuk pemulihan kualitas tanah. Disamping itu kebun tua umumnya amat tak terawat penuh daun kering dengan semak belukar.
Kita melihat terjadinya pola kebakaran yang sama dari Sumatera Kalimantan Sulawesi yang penyebabnya misterius alami atau sengaja.
8. Penghentian operasi perusahaan registrasi ulang.
Semua kegiatan usaha di Kalteng yang terkait lahan mesti dihentikkan. Lalu di susun check list baru untuk evaluasi status clean and clear. Isi Check list termasuk status legal, histori areal, history manajemen, dan seterusnya.
Di pengadilan pabila ada terdakwa apakah hakim nampu beri vonis dengan bukti semua jadi abu dilokasi tempat kejadian perkara. Histori kebakaran areal perusahaan tak dapat dengan mudah dikaitkan dengan pelanggaran. Apalagi saat ini kekuatan pengusaha berbasis sumberdaya alam amat dahsyat.