Dengan cara itu kalau berhasil, tentu saja Selat Malaka (Singapura) hanya akan menjadi alternatif transportasi Internasional, semua jalur transportasi Internasional akan membelah Pulau Kalimantan yang akan mengukuhkan kekuatan poros maritim iternasional yang di pegang sepenuhnya oleh Indonesia. Demikian pula dengan integrasi bandara internasional tersebut, jalur penerbangan internasional akan lebih efisien dilakukan dengan persinggahan di Palangka Raya yang terletak di tengah Pulau Kalimantan.
Hal yang amat mendukung peran Pulau Kalimantan menjadi POROS MARITIM Global selain posisi georgafisnya yang amat strategis di peta dunia, juga adanya studi hydropower electric yang telah di kaji oleh JICA Tahun 1961, di mana bila dilakukan pembangunannya di Laung Tuhup dan Muara Joloi Kalimantan Tengah, akan mampu menyediakan listrik untuk ASEAN. Juga terdapat studi JICA Tahun 1990-an tentang Fasilitas Transportasi Koridor Ekologi Dataran Tinggi Kalimantan yang juga merekomendasikan pembangunan super highway membelah Kalimantan untuk membuka zona ekonomi baru Internasional.
Semua itu tentu saja sampai saat ini tentu saja hanyalah menjadi sebuah obsesi besar yang tak tahu kapan akan terwujud, namun semua yang ada di dunia ini tidak akan muncul tanpa adanya mimpi dan kemauan untuk mewujudkan mimpi itu.
The only big Island remained in this world is the Borneo that is not in an enough International behaviour for building a new global role in development at the highest level of its capacity based upon the all aspects of its truly existing consideration.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H