Mohon tunggu...
HerrySM World
HerrySM World Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

Ready Running Life Challenge

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Pelopor Moderasi Beragama - Mengajar dengan Ketulusan Tanpa Perbedaan dan Membedakan

8 November 2021   21:44 Diperbarui: 8 November 2021   22:13 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Pengalaman Mengajar Dalam Menerapkan Moderasi Beragama Di Sekolah

Saya mengajar di SMA Negeri 2 Mojokerto yang notabene adalah sekolah favorit dan terbaik di Mojokerto. SMA Negeri 2 adalah sekolah RUJUKAN, RSBI, UKS, ADIWIYATA, BUDI PEKERTI, dan menjalankan sistem SKS sehingga masyarakat atau siswa banyak yang tertarik untuk masuk ke sekolah ini karena melihat prestasi dan image sekolah yang terbaik di Mojokerto. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat ada di SMA Negeri 2 Mojokerto dan terjadilah kemajemukan, pluralism, dan multi kultural. Banyak sekali perbedaan yang kita temukan di SMA Negeri 2 Mojokerto ini, yaitu perbedaan dalam hal agama, bahasa, suku, ras, sosial, ekonomi, pendidikan, dan latar belakang siswa. Maka, saya sebagai guru yang setiap hari harus mengajar siswa yang banyak perbedaan tersebut, saya harus bersikap netral dan adil dalam segala hal untuk menghindari ketidaknyamanan siswa. Apalagi saya adalah seorang guru Bahasa Inggris yang banyak berhubungan dengan komunikasi, budaya dan agama.

Dengan melihat latar belakang sekolah tempat saya mengajar, maka saya selalu mengedapankan moderasi, khususnya moderasi beragama di sekolah dalam setiap kegiatan belajar mengajar atau kegiatan sekolah yang lain. Saya harus selalu menyadari bahwa perbedaan itu ada dan saya harus mengajar dengan ketulusan tanpa ada perbedaan dan membedakan demi kelancaran, kenyaman dan kesuksesan proses kegiatan belajar mengajar. Banyak hal yang saya lakukan dalam menerapkan moderasi beragama baik di lingkungan kelas, sekolah maupun masyarakat umum.

Yang pertama, hal kecil yang selalu saya lakukan adalah ketika memberikan salam dikelas. Saya mengucapkan salam pada semua umat yang ada dikelas tersebut. Jadi salam tidak hanya sebatas untuk siswa yang beragama Islam, karena saya ingin menciptakan rasa damai dan tenang bagi semua siswa.

Kedua, ketika mengajar baik secara daring maupun luring, saya selalu menjelaskan materi secara umum tanpa membahas masalah pribadi yang banyak adanya perbedaan. Kemudian ketika memberi contoh kasus juga tanpa menyinggung suatu kelompok atau agama tertentu. Lalu ketika pembagian kelompok kerja atau penugasan juga saya selalu bersikap adil dan merata.

Ketiga, saya selalu melayani siswa tanpa melihat perbedaan dan membedakan ketika memberikan pendampingan, diskusi, tanya-jawab, dan perlakuan serta sikap yang bersifat umum tanpa perkecualian.

Keempat, ketika saya harus melibatkan diri dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seminar, dan lainnya, saya selalu menjunjung tinggi moderasi, khususnya moderasi beragama karena saya harus fokus terhadap permasalahan yang sedang saya ikuti tanpa mencampuradukan dengan masalah pribadi.  

4. Tantangan dan Solusi Dalam Menerapkan Moderasi Beragama Di Sekolah

Dengan banyaknya perbedaan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya beragama, kita harus selalu bijak dalam bersikap dan selalu menerapkan moderasi atau moderasi beragama, meskipun mengalami berbagai kendala atau tantangan dalam menerapkannya. Adapun tantangan yang saya hadapi bisa saya selesaikan dengan penuh kehati-hatian.

Yang pertama, ketika saya sebagai seorang guru dan beragama islam, masih ada keterbatasan jika menghadapi siswa yang beragama lain. Misalnya ketika ada pertanyaan yang ada hubungannya dengan keyakinan yang pastinya ada perbedaan. Solusinya adalah bersikap netral dan berusaha menjelaskan tentang masalah tersebut yang menurut saya tidak penting, sehingga saya mengalihkan ke masalah yang lain untuk menjaga perasaan.

Kedua, ketika berhubungan dengan kebiasaan dan tingkah laku, yang mana tidak semua agama bisa menerimanya, maka saya mengalami kesulitan untuk mengambil sikap, sedangkan di sisi lain saya harus menerapkan moderasi beragama. Solusinya adalah saya mengajak siswa tersebut berdiskusi dan menjelaskan tentang masalah generalisasi dan pluralisme dalam moderasi beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun