Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ini 5 Langkah Jitu Menembus Artikel Utama Kompasiana

2 November 2020   01:21 Diperbarui: 2 November 2020   01:24 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan saya ini tidak pas dibaca oleh para penulis yang karya-karyanya sudah langganan nangkring di artikel utama Kompasiana. Tujuan saya menuliskan artikel ini untuk berbagi pengalaman saya beberapa minggu terakhir ini. 

Setidaknya dalam waktu yang tak berselang lama, beberapa tulisan saya menembus bilik artikel utama. Selain itu, ada pertanyaan dari salah seorang pembaca di kolom komentar, bagaimana cara menulis naskah hingga bisa tembus di etalase bergengsi Artikel Utama.

Setidaknya, ini yang dapat saya sampaikan, semoga bisa menjadi inspirasi untuk penulis debutan, pemula, atau yang baru berkecimpung di dunia kepenulisan Kompasiana seperti saya.

1. Perhatikan aspek kebermanfaatan

Ketika pertama kali satu tulisan saya masuk menjadi artikel utama, saya senang dan kaget. Tidak menyangka sama sekali. Apalagi banyak tulisan saya tidak bisa tembus di kategori bergengsi ini. Menjadi artikel pilihan sudah cukuplah bagi saya, yang penting saya bisa menulis.

Begitu artikel kedua, dalam rentang waktu yang cukup lama dari artikel pertama, masuk ke strata artikel utama, saya tidak hanya senang, tapi mulai saya barengi dengan perenungan sejenak. Insting sebagai penulis saya muncul, gerak refleks atau respons cepat pun tak bisa terbendung. Saya mulai berpikir, "Oh, berarti ini langkah-langkah jika naskahku ingin masuk artikel utama."

Saya pun menantang diri sendiri untuk menulis artikel berikutnya, dengan target diam-diam: tembus artikel utama! Hal pertama yang ada di dalam benak saya adalah aspek kebermanfaatan. Apa maksudnya?

Artikel yang saya tulis harus bermanfaat untuk banyak orang, lebih fokus lagi, untuk segmen yang jelas. Misalnya, saya menulis artikel yang bermanfaat untuk orang yang sedang menjalani karier atau pekerjaan. Atau, saya menulis artikel yang bermanfaat untuk orang yang sedang mencari kiat khusus, misalnya orang-orang yang berniat menerbitkan buku secara gratis, namun belum tahu langkah-langkahnya.

2. Perhatikan isi naskahnya, buatlah secara detail atau terperinci

Setelah saya yakin dengan tema yang akan saya tulis, terutama berkaitan dengan aspek kebermanfaatan, saya pun mulai menulis. Karena jenis tulisan saya tergolong dalam naskah how to atau naskah kiat, tips dan trik, maka saya harus memperhatikan isi naskahnya. Perhatian tersebut terutama pada detail atau perincian.

Untuk mempermudah pembaca mencernanya, saya menuliskannya dalam poin-poin, seperti naskah yang saya tulis ini. Setiap poin berisi kiat atau petunjuk praktis, mudah dipahami, namun disampaikan secara terperinci dan jelas. Orang sering juga mengatakan, perhatikan aspek kedalaman isi naskah.

Nah, kiat-kiat atau tips yang saya sampaikan harus mendalam, tidak hanya permukaannya saja, meski dituangkan dalam artikel pendek. Rincian demi rincian itulah yang mudah memikat hati pembaca, termasuk redaksi Kompasiana yang menjadi penentu apakah artikel bisa masuk menjadi artikel utama atau tidak.

3. Masukkan pengalaman pribadi sebagai pembeda

Hal yang juga penting adalah pengalaman pribadi. Sebagai penulis, saya menyadari betul bahwa aspek kebaruan suatu naskah itu sangat penting. Di dunia perbukuan saya sudah sangat akrab dengan hal ini. Jika saya mengirimkan naskah yang isinya sama dengan penulis lain maka penerbit akan menolaknya.

Belajar dari hal ini, saya harus menulis artikel yang ada bedanya dengan tulisan lain yang sangat mungkin sudah pernah ada di Kompasiana. Kiat mudah mengerjakan pekerjaan yang sulit, misalnya, mungkin sudah pernah ditulis oleh penulis lainnya. Namun, saya menghadirkan tulisan yang berbeda, karena memasukkan unsur pengalaman pribadi.

Apalagi dunia blog merupakan dunia rumpian hangat bermanfaat, yang disampaikan lewat tulisan. Menuliskan pengalaman pribadi akan lebih mudah memikat pembaca karena adanya aspek kedekatan, menjadi bahan rumpian, obrolan, meski lewat tulisan atau artikel sederhana. Jadi, jangan sepelekan pengalaman pribadi Anda karena itu bisa membantu Anda untuk menembus Artikel Utama.

4. Fokus dan jangan tergesa-gesa menuliskannya

Menulis artikel dengan target Artikel Utama bagi saya terasa beda dalam prosesnya. Biasanya, saya menulis dengan cepat, sekitar 15 menit selesai. Namun, ketika ingin bermimpi atau berharap menembus artikel utama, saya lebih fokus menulis dan tidak terburu-buru. Ini membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan ketika saya tidak punya target untuk masuk ke artikel utama.

Bahkan, dari yang biasanya menulis sambil mendengarkan musik, saya tidak melakukannya. Hening saja tanpa diiringi lagu yang menjadi kesukaan saya. Cara itu membuat saya lebih fokus menulis dan yang juga penting, tidak terburu-buru menyelesaikan tulisannya. Cobalah fokus dan tidak tergesa-gesa dalam berkarya maka hasilnya pun akan beda.

5. Miliki target: Artikel Utama!

Di dunia kerja, target itu penting. Aliran pekerjaan dari suatu tim kerja akan punya gereget lebih hebat jika dipatok target tertentu, dan harus tercapai! Jika tidak tercapai maka akan sulitlah kehidupan suatu perusahaan, termasuk terkena risiko kerugian. Dengan target maka perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bisa lebih terarah.

Belajar dari dunia kerja itulah saya punya target artikel saya bisa menembus artikel utama. Langkah-langkah untuk mencapai target sudah saya sebutkan pada poin-poin sebelumnya. Apakah target tersebut membebani saya dalam menulis?

Tentu saja tidak. Saya tetap enjoy menulis. Target menembus artikel utama tersebut bahkan menjadi penyemangat saya untuk menampilkan artikel berkualitas, tidak asal tulis dan asal tayang.

Bagaimana jika target tidak tercapai? Di sinilah seninya. Jika target saya untuk menembus artikel utama tidak terwujud, saya yakin tulisan saya masuk ke artikel Pilihan. Dua strata yang membuktikan bahwa apa yang kita lakukan bermutu, bermakna, dan diakui orang lain bahwa kita punya kemampuan dan niat baik dalam berkarya.

Menyenangkan, bukan? Mari kita sama-sama mencoba dengan hati yang bahagia.
   
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun