Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

10 Poin Penting agar Produktif dan Bahagia di Masa Pandemi

10 Agustus 2020   06:39 Diperbarui: 10 Agustus 2020   07:03 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seakan tak ada yang bisa mengelak dari akibat buruk pandemi Covid-19. Kita pun sudah mengakui bahwa virus corona ini mampu meluluhlantakkan sebagian besar aspek kehidupan yang kita jalani secara normal. Kita juga dipaksa untuk memasuki hidup new normal, era baru yang diakibatkan oleh Covid-19. Keadaan yang sebenarnya tak normal ini membuat pula kita bertanya-tanya, bisakah di masa-masa sulit ini, kita tetap produktif dan bahagia?

Pertanyaan tersebut mungkin saja sudah bisa Anda jawab. Mungkin juga sudah pernah Anda baca pada tulisan-tulisan lain yang mengupas tuntas soal produktivitas dan kebahagiaan di masa pandemi. Izinkan saya setidaknya turut meramaikan, ikut memberikan pendapat atau gagasan, tentang produktivitas itu. Juga tentang kebahagiaan, yang tentu saja sangat didambakan setiap orang di masa-masa sulit, termasuk yang juga saya inginkan.

Setidaknya, ada 10 hal penting yang perlu kita perhatikan agar kita bisa produktif dan bahagia di masa pandemi.


1. Menyadari dan menerima

Penyadaran diri sangat penting pada awalnya untuk memaknai hadirnya pandemi. Sadar bahwa ada hal baru yang datang dan membawa efek buruk bagi kesehatan dan bagi aktivitas hidup lainnya, kemudian meresponsnya dengan bijak. 

Alih-alih mengeluh berkepanjangan atau menyalahkan orang lain, segera sadari bahwa kita sedang berada di masa sulit. Terima saja situasi dan kondisi yang serbasulit, lalu berusaha menenangkan diri. Apalagi jika pandemi melemparkan kita dari zona nyaman menuju zona kesulitan. Jangan berlama-lama panik, marah, atau kecewa. Sadari dan terima. Itu poin pertama.


2. Segera beradaptasi dengan cerdas


Sulit pasti, merepotkan iya. Semula kita bisa bekerja dengan baik dan nyaman berubah menjadi bekerja di tempat yang tak semestinya; di rumah misalnya. Itu contoh kecil yang menyulitkan dan merepotkan. Bahkan, banyak orang terpaksa kehilangan pekerjaan, lenyap penghasilan, dan harus mencari pekerjaan baru atau terpaksa menganggur untuk sementara waktu.

Masih banyak bentuk kesulitan yang merepotkan dan kita dipaksa untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Bagaimanapun, segera menyesuaikan diri dengan keadaan yang sulit akan memudahkan kita segera produktif, tidak berdiam diri, dan terus mencari cara untuk menjaga diri agar tetap sehat jasmani dan rohani. Tanpa adaptasi yang cerdas, kita akan mudah terjerembab menjadi pribadi yang mudah menyerah, tidak melakukan apa pun di masa sulit, dan tentu saja akan sulit bahagia.


3. Jangan hilang rasa percaya diri


Kesulitan mudah membuat kita rapuh. Situasi yang tak pasti atau setidaknya belum bisa memberikan secerah harapan di masa kini akan mudah menjungkalkan kita ke jurang keputusasaan. Di sinilah kita perlu memompa rasa percaya diri bahwa kita bisa mengatasi keadaan yang serbasulit ini. Jangan sampai kita kehilangan kepercayaan diri kemudian ikut arus orang-orang yang mudah mengeluh, mudah menyebarkan berita bohong (hoax), atau orang-orang yang suka memprediksi bernuansa menakut-nakuti.

Kepercayaan diri akan memudahkan kita tetap produktif di masa pandemi. Itu karena kita akan lebih gampang berkreasi, memberdayakan kemampuan, dan merespons dengan mantap situasi serta kondisi yang masih sulit. Sebaliknya, jika kita kehilangan rasa percaya diri, kita akan mudah jatuh dalam keputusasaan, stres, dan frustrasi. Gangguan kejiwaan mudah menyerang kita, yang tentu saja akan menghambat produktivitas, bahkan menjauhkan kita dari kebahagiaan.


4. Fokus pada cara mengatasi persoalan


Setiap orang punya kesulitannya masing-masing. Meski di masa-masa pandemi ini banyak orang, termasuk saya, mengalami kesulitan yang sama, yakni hadirnya Covid-19, namun pada level yang lebih detail, kita punya perbedaan dalam bentuk kesulitannya. Berbeda-beda jenis kesulitan, namun pada akhirnya tetap satu jua, yakni kita harus fokus pada cara mengatasi persoalan.

Nasihat bijak mengatakan, persoalan untuk diatasi, bukan untuk dikeluhkan. Fokus pada solusi jauh lebih baik dan bijak daripada fokus pada banyak keluhan. Jika kita menyadari untuk fokus pada mengatasi persoalan maka hati dan pikiran kita jauh lebih positif dan energi kita bisa kita arahkan untuk banyak tindakan yang bermanfaat. Sebaliknya, jika kita fokus pada keluhan, maka kita akan mudah menyalahkan orang lain, gampang termakan berita bohong, gosip, atau fitnah, sehingga kita pun kehilangan produktivitas dan kebahagiaan.


5. Buat perencanaan singkat namun tepat


Meski situasi pandemi ini membuat kita harus cepat mengatasi persoalan, tak ada salahnya kita membuat perencanaan. Singkat saja, namun tepat. Jangan terpancing untuk membuat banyak perencanaan, tapi kita tidak punya waktu untuk mewujudkan perencanaan tersebut dalam tindakan. Rencanakan apa yang akan kita lakukan di masa pandemi, setahap demi setahap, sesuai situasi dan kondisi yang kita hadapi.

Jangan merencanakan banyak tindakan berdasarkan persoalan orang lain. Tetap fokus pada diri kita sendiri, dan rencana tersebut, sesuai dengan permasalahan yang kita hadapi. Contoh kecil, jika kita kehilangan pekerjaan, rencanakan dengan matang apa saja yang harus kita lakukan untuk mencari pekerjaan yang baru. Sekali lagi, jangan mudah menyerah karena jika kita menyerah maka kehidupan yang kita jalani akan semakin sulit, runyam, dan tak berpengharapan.


6. Bertindak dilandasi pikiran positif


Perencanaan akan menghasilkan keberhasilan jika diwujudkan dalam tindakan. Di sinilah kita bisa membuktikan sebagai insan yang produktif dan tetap bahagia; karena kita mau bertindak. Tidak berdiam diri, tidak banyak mengeluh, namun melakukan usaha nyata yang dilandasi dengan pikiran positif.

Produktivitas tidak akan terwujud tanpa tindakan. Tindakan tidak akan efektif tanpa dilandasi pikiran yang positif dan kreatif. Apa pun tindakan kita, meski itu masih tindakan yang kecil-kecil, recehan, bahkan mungkin bagi sebagian besar orang tak ada artinya, namun tetaplah bemanfaat untuk kita. Menunjukkan diri sebagai pribadi yang mau berusaha, memiliki tindakan, jauh lebih bermartabat daripada memperlihatkan diri sebagai pribadi yang hanya pintar dalam tuturan, dalam omongan semata.


7. Gigih dalam meretas jalan sulit


Karya-karya besar banyak dilatari oleh seribu satu kesulitan. Banyak orang hebat terlahir dari situasi-situasi yang tak mudah dihadapi. Demikian pula kita, bisa menjadi orang yang produktif dan menghasilkan banyak karya, di masa pandemi, masa-masa yang sangat menyulitkan. Untuk itu, kita perlu gigih dalam meretas jalan sulit.

Kegigihan membuat kita tak mudah patah arang, tak mudah ngambek jika tindakan yang kita lakukan mengalami jalan buntu. Kegigihan juga mampu menambah energi kita menjadi berlipat-lipat sehingga kita lebih gampang menerobos setiap jalan yang sulit, membuka peluang yang sebelumnya tertutup rapat, dan melahirkan kembali diri kita yang sebelumnya "mati suri".  Semakin kita gigih semakin mudah kita produktif. Di situlah kita juga mudah merasa bahagia, meski situasi masih tak mudah.


8. Merawat diri agar tetap sehat


Jangan lupakan kesehatan di saat-saat kita berusaha keras dan cerdas dalam mengatasi kesulitan. Tindakan yang kita lakukan di masa-masa sulit mudah membuat kita lelah hati, pikir, dan stamina. Kelelahan gampang membawa kita pada situasi rentan terpapar penyakit. Di sinilah kita perlu menyadari bahwa merawat diri itu penting.

Caranya mudah, ikuti saja anjuran banyak pihak untuk istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan berolahraga. Tak lupa, di masa pandemi, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan tak usah keluar rumah jika tak penting-penting amat. Untuk menyehatkan rohani, agar jiwa terawat sehat, konsumsi bacaan yang bermutu, jauhi berita bohong, dan berpikir positif. Dengan cara-cara seperti ini, tidak hanya produktivitas yang terjaga, kita pun akan senantiasa sehat dan bahagia.


9. Jangan kehilangan harapan


Masa-masa pandemi juga melahirkan banyak prediksi yang menakutkan. Seakan kesulitan hari ini tak berkesudahan. Seakan tantangan berat saat ini tak bisa teratasi dengan baik. Namun, masih ada pula orang-orang yang berpengharapan dan melahirkan banyak solusi untuk mengatasi wabah Covid-19 ini. Di dalam kelompok inilah seharusnya kita berada.

Jangan kehilangan harapan. Kesulitan hari ini bisa berubah menjadi kemudahan di lain hari. Tak berpengharapan hari ini karena kita sedang jatuh dalam keterpurukan yang dalam, bisa kita ubah menjadi berpengharapan di esok hari. Orang-orang yang tidak kehilangan harapan mudah menjadi pribadi yang produktif dan bahagia. Masih ada hari esok yang lebih baik dari hari ini.


10.   Tetap rendah hati di masa sulit


Poin terakhir yang ingin saya tuliskan adalah "rendah hati". Tetap rendah hati di masa sulit lebih menyehatkan daripada kita banyak bertingkah hanya untuk menunjukkan eksistensi diri. Banyak orang memperlihatkan ketenarannya untuk memviralkan diri dengan sensasi-sensasi yang belum tentu benar, sebaliknya kita, tetap merendah untuk kehidupan yang lebih baik dan menenangkan.  

Jika pun kita sudah bisa membuktikan diri sebagai insan yang produktif dan bahagia di masa krisis, di masa pandemi, namun kita tak mudah terpancing untuk membuktikan diri secara berlebihan. Bahkan, dengan rendah hati kita bisa membantu sesama yang membutuhkan, daripada memberikan banyak berita bombastis, namun menyesatkan. Jika pun kita masih berada dalam kesulitan, dengan rendah hati kita bisa menerimanya, menghadapinya, tanpa banyak kata dan tetap efektif dalam bersikap serta bertindak.


Semoga pandemi segera berlalu dan kita semakin produktif dan bahagia. Salam inspirasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun