Kesulitan mudah membuat kita rapuh. Situasi yang tak pasti atau setidaknya belum bisa memberikan secerah harapan di masa kini akan mudah menjungkalkan kita ke jurang keputusasaan. Di sinilah kita perlu memompa rasa percaya diri bahwa kita bisa mengatasi keadaan yang serbasulit ini. Jangan sampai kita kehilangan kepercayaan diri kemudian ikut arus orang-orang yang mudah mengeluh, mudah menyebarkan berita bohong (hoax), atau orang-orang yang suka memprediksi bernuansa menakut-nakuti.
Kepercayaan diri akan memudahkan kita tetap produktif di masa pandemi. Itu karena kita akan lebih gampang berkreasi, memberdayakan kemampuan, dan merespons dengan mantap situasi serta kondisi yang masih sulit. Sebaliknya, jika kita kehilangan rasa percaya diri, kita akan mudah jatuh dalam keputusasaan, stres, dan frustrasi. Gangguan kejiwaan mudah menyerang kita, yang tentu saja akan menghambat produktivitas, bahkan menjauhkan kita dari kebahagiaan.
4. Fokus pada cara mengatasi persoalan
Setiap orang punya kesulitannya masing-masing. Meski di masa-masa pandemi ini banyak orang, termasuk saya, mengalami kesulitan yang sama, yakni hadirnya Covid-19, namun pada level yang lebih detail, kita punya perbedaan dalam bentuk kesulitannya. Berbeda-beda jenis kesulitan, namun pada akhirnya tetap satu jua, yakni kita harus fokus pada cara mengatasi persoalan.
Nasihat bijak mengatakan, persoalan untuk diatasi, bukan untuk dikeluhkan. Fokus pada solusi jauh lebih baik dan bijak daripada fokus pada banyak keluhan. Jika kita menyadari untuk fokus pada mengatasi persoalan maka hati dan pikiran kita jauh lebih positif dan energi kita bisa kita arahkan untuk banyak tindakan yang bermanfaat. Sebaliknya, jika kita fokus pada keluhan, maka kita akan mudah menyalahkan orang lain, gampang termakan berita bohong, gosip, atau fitnah, sehingga kita pun kehilangan produktivitas dan kebahagiaan.
5. Buat perencanaan singkat namun tepat
Meski situasi pandemi ini membuat kita harus cepat mengatasi persoalan, tak ada salahnya kita membuat perencanaan. Singkat saja, namun tepat. Jangan terpancing untuk membuat banyak perencanaan, tapi kita tidak punya waktu untuk mewujudkan perencanaan tersebut dalam tindakan. Rencanakan apa yang akan kita lakukan di masa pandemi, setahap demi setahap, sesuai situasi dan kondisi yang kita hadapi.
Jangan merencanakan banyak tindakan berdasarkan persoalan orang lain. Tetap fokus pada diri kita sendiri, dan rencana tersebut, sesuai dengan permasalahan yang kita hadapi. Contoh kecil, jika kita kehilangan pekerjaan, rencanakan dengan matang apa saja yang harus kita lakukan untuk mencari pekerjaan yang baru. Sekali lagi, jangan mudah menyerah karena jika kita menyerah maka kehidupan yang kita jalani akan semakin sulit, runyam, dan tak berpengharapan.
6. Bertindak dilandasi pikiran positif
Perencanaan akan menghasilkan keberhasilan jika diwujudkan dalam tindakan. Di sinilah kita bisa membuktikan sebagai insan yang produktif dan tetap bahagia; karena kita mau bertindak. Tidak berdiam diri, tidak banyak mengeluh, namun melakukan usaha nyata yang dilandasi dengan pikiran positif.
Produktivitas tidak akan terwujud tanpa tindakan. Tindakan tidak akan efektif tanpa dilandasi pikiran yang positif dan kreatif. Apa pun tindakan kita, meski itu masih tindakan yang kecil-kecil, recehan, bahkan mungkin bagi sebagian besar orang tak ada artinya, namun tetaplah bemanfaat untuk kita. Menunjukkan diri sebagai pribadi yang mau berusaha, memiliki tindakan, jauh lebih bermartabat daripada memperlihatkan diri sebagai pribadi yang hanya pintar dalam tuturan, dalam omongan semata.