Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membangkitkan Kreativitas Emak-Emak dalam Menulis

18 Desember 2024   20:26 Diperbarui: 19 Desember 2024   10:14 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menyaksikan emak-emak antre sembako murah, mengantar balita ke Posyandu, atau menyaksikan beberapa ibu muda ngumpul ngopi sambil arisan, ngegosip di kafe, rasanya merupakan hal yang begitu biasa, sangat lumrah.

Berbeda  dengan pemandangan di  Kafe Cerita Kita Kopi (15/12/2024), kampung Jomblangan, Yogyakarta, satu per satu emak-emak berdatangan. Bukan untuk ngopi,  arisan, apalagi ngerumpi,  tetapi mereka ingin  belajar menulis, mengembangkan kreativitas.

Tiga puluh orang emak-emak ingin menulis? Ah, jangan-jangan ini sekadar gosip, isu, atau mencari sensasi di tengah hangatnya berita tentang anak bos roti yang hobi melempar kursi,  penganiayaan oleh sopir pribadi demi perubahan jadwal piket jaga dokter koas, penolakan MA atas  permohonan PK yang diajukan oleh tujuh terpidana seumur hidup dalam kasus Vina...

Tapi ternyata emak-emak yang berkumpul di Kafe Cerita Kita Kopi pagi itu memang  benar-benar ingin belajar menulis. Setidaknya dibuktikan dengan bentangan spanduk di sisi kanan pintu masuk kafe: Diklat Menulis Memetik Hikmah di Balik Kisah.

Siapa pun bisa menulis/Foto: Omah Kayu
Siapa pun bisa menulis/Foto: Omah Kayu
Acara diklat menulis yang diselenggarakan Komunitas Omah Kayu Yogyakarta ini ternyata rada istimewa karena sebagian besar pesertanya merupakan emak-emak single parent.

"Diklat menulis ini sengaja kami pilih dengan keinginan  mengaktualisasikan potensi diri dalam menggali life skill di bidang kreativitas menulis. Di samping  turut memberi kado bagi para single parent, aktivis, dan para ibu yang tidak kenal lelah dalam berjuang," jelas Ana Mawar, ketua Komunitas Omah Kayu.

Diharapkan kegiatan  ini menjadi langkah pertama dalam mewujudkan buku antologi berisi berbagai hikmah  di balik kisah emak-emak. Tentu banyak pengalaman  yang bisa dibagikan agar dapat memotivasi dan menginspirasi masyarakat luas sebagai pembaca.

Kegiatan diawali dengan sharing experience bersama Sri Yatmi (Sukaharjo, penulis buku), Ratna Kushardjanti (Yogyakarta, penulis novel), dan  Siti Khofsuh M (Magelang, motivator). Mereka berbagi pengalaman mengenai proses kreatif menulis dan strategi meningkatkan potensi serta kepercayaan diri.

Semangat peserta diklat/Foto: Omah Kayu
Semangat peserta diklat/Foto: Omah Kayu
Sesi berikutnya, peserta dibekali materi mengenai trik, petunjuk praktis, dan dasar-dasar kepenulisan oleh Herry Mardianto sebagai pemateri utama.

"Menulis bukanlah pekerjaan yang terlalu sulit. Masalahnya, selama ini pekerjaan menulis hanya berhenti di pikiran,  berupa keinginan, sekadar cita-cita. Belum diwujudkan menjadi sebuah tindakan atau action nyata. Hari ini saya akan mengajak  semua peserta  memasuki dunia empiris  menulis," ujar Herry saat memulai diklat menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun