Ketika tamu dari Belanda mengeluh bingung, mengalami masalah karena bagian bawah tasnya rusak, dengan sigap Pak Denga membawanya ke tukang reperasi di Pingit. Tamu tersebut sangat terkejut  karena hasilnya begitu rapi, seakan tidak pernah terjadi kerusakan atas tas kesayangannya itu.
Begitu juga saat ada tamu  yang kebingungan karena jahitan bagian mistak celana rusak, Pak Denga membawanya ke tukang vermak. Si tamu terheran-heran karena dalam waktu singkat urusan celananya terselesaikan.
"Kita memang harus memberikan layanan  ramah dan responsif. Saya sampai mengenal  tempat-tempat reperasi tas, vermak, kulineran, tukang becak, tukang urut, tempat loundry, dan lainnya. Ini semua demi tamu yang terkadang memerlukan bantuan atau layanan mendadak dan tak terduga," jelas Pak Denga.
Mengelola homestay agar tamu merasa betah dan nyaman (ngomah) memerlukan perhatian terhadap fasilitas dasar  berkualitas, seperti kenyamanan tempat tidur, kebersihan kamar mandi, dan menyediakan area bersantai memadai. Semua diupayakan selalu bersih terawat.
Hal lain yang diterapkan berkenaan dengan fleksibilitas dan personalisasi waktu check-in dan check-out. Di samping mengetahui dan memenuhi kebutuhan tamu agar mereka merasa lebih nyaman.
Bagi Bu Ited, pengalaman positif tamu selama  menginap diharapkan  dapat meningkatkan kepuasan tamu dan mendorong mereka dalam memberikan review terbaik dan merekomendasikan kenyamanan RPM  kepada orang lain.Â
Bagaimana, sudah siap mengelola homestay meskipun terletak di gang sempit? Siap menerapkan marketing out of the box? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H