"Lha untuk apa menulis kalau tidak  diterbitkan? Dan saya percaya, sekecil apa pun sastra, bisa menambah penghasilan," ujar pengagum Eddy D Iskandar mantap.
Maklum saja, sejak kecil ia sudah akrab dengan kesenian tradisional karena ayahnya memiliki seperangkat gamelan dan hampir seluruh anggota keluarga ayahnya merupakan wiyaga (penabuh gamelan).Â
Dalam perkembangan waktu, ayah dari dua orang anak  ini merasa jika profesi wiyaga kalah mentereng dibadingkan sastrawan, maka ia berputar halauan menekuni dunia penulisan sastra. Meskipun begitu bukan berarti ia lantas meninggalkan  dunia karawitan sepenuhnya.Â
"Saya teringat dengan Mas Suwarno Pragolapati bahwa ujian terberat bagi seorang penyair adalah kesetiaan. Ketika seseorang tidak setia menulis puisi, maka ia bukan lagi penyair. Artinya kesetiaan menjadi sangat penting dan diperlukan dalam keberlanjutan menciptakan karya sastra," pungkas Krishna Mihardja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI