Dedet sangat mengagumi penyair Cina klasik bernama Li Po (Li Bai) yang hidup pada masa dinasti Tang. Li Po menulis tidak kurang dari seribu sajak/puisi yang ditulis secara spontan dengan ramuan imajinasi. Jadi tidak mengherankan jika puisi-puisi Dedet kemudian bersifat spontan dan imajis, baik dalam antologi Apokalipsa Kata (TriBEE, 2022), Â Pengakuan Adam di Bukit Huka (Teras Budaya Jakarta, 2015), dan Gembok Sangkala (Forum Sastra Surakarta, 2012).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!