Sampai kini masih terbayang  kekuatan kata yang diucapkan tokoh Rulan dan Ayah yang mampu menyihir penonton, bagaimana  Cornel mengajar musik di sekolah dasar Van Lith di Jakarta, bekerja  di Kantor Kebudayaan (Keimin Bunka Shidoso) Jepang.Â
Setelah itu bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API), berjuang  melawan serdadu Belanda di Tangsi Penggorengan, terlibat tembak-menembak di kawasan Senen dan peluru bersarang  di paha Cornel. Akhirnya, dari Sanatorium Pakem sebuah truk penuh duka membawa jenazah Cornel Simanjuntak ke pemakaman Kerkhof di bilangan Gondomanan Yogyakarta...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H