Bukankah hal yang lumrah jika suatu masyarakat dalam peralihan  dan pembaruan (dari masyarakat tradisi agraris ke modernisasi), umumnya mengejawantahkan (meminjam istilah Fuad Hassan) kejutan-kejutan mental karena belum tentu proses  tersebut bisa berlangsung dengan luwes dan tenang?
Semoga kearifan lokalitas masyarakat Kuala Tungkal, Jambi (termasuk tradisi hantaran berbuka puasa dan bersih-bersih rumah) masih terjaga dan mampu menjadi  warna kehidupan yang khas, tidak terlindas oleh kemajuan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!