Blusukan di Kotagede merupakan sensasi yang tak terkatakan karena Kotagede merupakan bekas ibukota kerajaan Mataram Islam yang menurut Babad Tanah Jawi didirikan oleh Ki Ageng Pamanahan di atas tanah hutan Mentaok.
Keelokan masa lalunya tidak hanya tergambar dari gang-gang sempit berliku, tembok tinggi, bangunan omah kalang, tetapi juga dari jajanan pasar tempo doeloe yang tetap dipertahankan: roti kembang waru, kipo, legomoro, dan lepet jagung.
"Rasa legomoro-nya enak, gurih. Ketannya lembut," puji Mbak Oi dan Ibu Negara Omah Ampiran.
Mangga bapak ibu, menika obat sae kagem stamina. Campuran pasak bumi kaliyan purwaceng...
Saat menikmati teh hangat di Omah Pitulungan, entah mengapa yang terbayang dalam pikiran selalu saja teriakan khas Nanang si tukang obat:
Pointer: Kegiatan jual-beli di pasar tradisional  Yogyakarta mencapai puncak keramaian pada  penanggalan Jawa atau pasaran tertentu. Pasar akan diramaikan oleh pedagang yang membuka lapak di sekitar pasar. Misalnya Pasar  Bantul dan Pasar Cebongan (pasaran Kliwon), Pasar Godean (Pon),  Pasar Kotagede (Legi), Pasar Sleman (Pahing), dan Pasar Tegalrejo (Wage).