Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gardu Ronda, Satpam, dan Garam

12 November 2023   08:19 Diperbarui: 12 November 2023   20:39 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelumit cerita di atas merupakan kenyataan mengenai bagaimana mengurusi lika-liku persatpaman di perumahan. Bagaimana antarsatpam pun saling mempengaruhi dan bisa menjadi bumerang bagi pengurus (paguyuban) perumahan. 

Mencari tenaga satpam baru bukanlah perkara mudah karena tuntutan gaji mereka sesuai dengan standar UMR, meskipun tidak setiap hari mereka masuk.

Ada tiga orang satpam di perumahan kami dengan jadwal tugas empat dua. Artinya empat hari masuk (dua pagi-dua malam) dan dua hari libur. Meskipun begitu, suatu ketika jika ada satpam yang mendadak tidak bisa masuk karena sakit atau berhalangan, kami akan kelabakan mencari pengganti kalau dua satpam lainnya tidak bisa menggantikan. Sebisa mungkin kami mencari tenaga pocokan. 

Artinya kehadiran satpam menjadi begitu penting, tidak sekadar menjaga keamanan, tetapi juga kenyamanan bagi penghuni perumahan. Meskipun di lingkungan perumahan ada kamera CCTV di beberapa titik, kehadiran satpam tetap diperlukan untuk melayani tamu yang keluar masuk, membuka-tutup pintu gerbang (one gate system), menyalakan dan mematikan lampu penerangan lingkungan, serta melakukan tugas lain berkenaan dengan kepentingan warga. 

Misalnya memberi informasi mengenai pemadaman listrik, pengambilan sampel air oleh petugas PDAM, pemeliharaan/pemasangan jaringan internet, dan hal lainnya. Belum lagi ditambah kewajiban mereka harus memberi laporan berupa foto mengenai situasi perumahan setiap dua atau tiga jam melalui grup WhatsApp.

Selain itu, mereka siap pasang badan seandainya terjadi gesekan dengan pihak luar, beradu argumen dengan pihak-pihak yang tidak diperkenankan masuk ke perumahan. 

Hal ini mengingatkan kejadian penganiayaan satpam di Cluster Edelweiss, Depok pada 23 September 2023 lantaran tidak diperbolehkan masuk ke area kompleks (Kompas.com). Dari kasus tersebut, satpam memang dituntut memiliki kepiawaian berkomunikasi agar semua menjadi aman dan nyaman.

Pos jaga di rumah pribadi/foto: Hermard
Pos jaga di rumah pribadi/foto: Hermard
Dengan tanggung jawab seperti itu, sudah selayaknya jika mereka menyandang gelar pahlawan keamanan. Sudah sewajarnya mereka mendapatkan senyuman atau salam lewat suara klakson motor atau mobil dari siapa pun yang keluar masuk perumahan. Sesekali mereka pun mendapatkan bonus sebungkus rokok atau sekotak roti dari penghuni. 

Meskipun satpam bukanlah sebongkah berlian, tetapi ia hadir seperti garam yang dibutuhkan banyak orang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun