Zaman telah berubah. Dulu masyarakat menjaga keamanan lingukungan dengan mengadakan ronda berpusat di gardu atau pos jaga yang sengaja didirikan di tempat strategis. Bersama-sama mereka menjaga keamanan di malam hari dengan cagak lek papan catur atau kartu gaple ditemani kopi dan camilan seadanya.Â
Kentongan merupakan benda wajib yang harus ada di gardu sebagai alat komunikasi jika ada maling atau kejahatan lainnya. Saat berkeliling kampung pun para peronda membawa kentongan kecil dan senter sebagai alat penerangan.
Suasana kebersamaan dalam komunitas ronda mulai memudar setelah masyarakat agraris komunal menjadi individualis, sibuk bekerja, sehingga tidak punya waktu dan tenaga melaksanakan ronda.Â
Terlebih sekarang sudah ada kamera CCTV yang bisa memantau keadaan di seputar lingkungan tempat tinggal. Di samping itu ada penyedia jasa tenaga keamanan atau satpam (satuan pengamanan) untuk berjaga di perkantoran, perumahan, maupun rumah pribadi.Â
Jadi jangan heran kalau sekarang gardu ronda pada malam hari selalu sepi dan paginya dimanfaatkan oleh tukang sayur untuk menggelar dagangan mereka. Ada juga gardu ronda yang beralih fungsi sebagai posyandu, pos kegiatan bank sampah, atau sekadar tempat ngerumpi.
Cerita Seputar Satpam
"Pak kula badhe medal-Pak saya mau keluar dari kerja."
Ucapan Satpam Jono itu tentu saja membuat saya seperti disambar petir siang hari. Ia datang ke rumah ketika akan pergantian shift satpam malam. Wah ini pasti ada yang tidak beres, masak baru dua bulan sudah minta keluar?
Saya ingat betul saat Satpam Jono datang mengikuti wawancara seleksi tenaga keamanan perumahan. Ia ditemani istri dan kedua anaknya yang masih kecil-kecil mengendarai satu sepeda motor. Selesai wawancara, saya sengaja meminta istrinya mendekat dan saya tanya bagaimana seandainya suaminya diterima bekerja tetapi gajinya terbatas?