Cukuplah ia menjadi "mesin" penulis atau memiliki tim ghost writer (kalau mau bersekongkol), atau menurut Mas Yose Revala mempunyai kecerdasan mengoptimalkan kata kunci dalam artikel (SEO) dan membuat judul "clickbait", supaya artikel tersebut bisa berada di halaman awal mesin pencari, mendapat banyak klik.
"Setelah saya amati sekilas, secara umum, sebenarnya tak ada yang istimewa dari materi tulisannya (mengacu pada salah seorang kompasianer penerima K-Rewards terbesar bulan Oktober, sayangnya akunnya langsung diblokir admin Kompasiana), selain kuantitas yang luar biasa. Terlalu banyak informasi berupa data umum yang disampaikan. Jadi, wajar kalau dari 200 lebih tulisan itu, admin Kompasiana tak memberi satupun label pilihan, apalagi artikel utama," tulis Yose Revala (K-Rewards dalam Sebuah Refleksi).
Artinya bahwa mau centang biru, tulisan menjadi artikel pilihan, atau artikel utama, itu bukan merupakan tolok ukur mendapatkan K-Rewards. Di sini  kita sepakat saja dengan gagasan Engkong Felix bahwa K-Rewards tidak sesuai dengan Sila ke-5 Pancasila. Hanya mengganjar  artikel dengan UV tertinggi menurut Google Analytics, bukan berdasar kualitas artikel.Â
Meskipun begitu, lanjut Engkong Felix, harus diingat Kompasiana itu hidup dari views. Semakin besar views, semakin besar iklan dan mitra masuk, semakin besar pendapatan, semakin terjamin gaji Admin, semakin langgeng Kompasiana.
Kembali kepada warning Ibu Negara Omah Ampiran, maka saya tidak akan sejlimet Mas Eko Nurhuda (K-Rewards itu Memang Misteri, Jadi Nikmati Sajalah) yang menghitung dan membandingkan jumlah tulisan, view, dan K-Rewards yang akan didapatkan. Bagi saya, ini seperti buah simalakama yang bisa mencelakakan, kita berada dalam situasi yang sulit, serba salah.Â
Dari pada begitu, Â lebih baik saya mengajak Mas Eko Nurhuda berteduh di bawah pohon simalakama -- merupakan tanaman perdu- sambil memetik buahnya. Bukankah ia berkhasiat menghilangkan racun dalam tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Â dan mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner?
Mari tetap terus menulis di Kompasiana. Dapat K-Rewards ya syukur, tidak pun ya ndak apa-apa. Toh urip kuwi kudu nrima ing pandum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H