Di sini, dalam komunitas Perempuan Bertutur, penulisnya sebagian besar tidak berlatar sastra. Ada dari ekonomi, pertanian, penari, dan sebagainya. Dari sini bisa dikatakan bahwa menulis bukan bakat, tetapi kemaun untuk menjadi penulis.
"Saya berharap agar kita tidak hanya bisa menulis karya sastra, tapi juga mampu membacakannya. Ini menjadi paket komplit sebaiknya kita miliki," pinta Agus dihadapan seratusan orang peserta.
Jika kamu bukan anak Sultan dan bukan anak seorang penguasa, maka MENULISLAH!
Dijelaskan lebih jauh bahwa membaca karya sastra merupakan acting. Pembaca berperan sebagai aktor, menguasai panggung. Â Salah satu syarat membaca dengan baik adalah pembaca berhasil menyampaikan pesan yang ada di dalam karya sastra.Â
Untuk itu pembaca sebaiknya mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, membaca berulang kali karya yang akan ditampilkan. Dengan begitu, pembaca akan memiliki penghayatan lebih baik, tidak grogi di atas panggung. Dalam membaca tidak perlu ingin cepat-cepat selesai, nikmati dan beri dinamika pertunjukan sesuai dengan dramatika yang ada dalam teks yang dibaca.
Pembekalan, dihadiri juga oleh benerapa guru pendamping dan anggota komunitas Perempuan Bertutur, dilanjutkan dengan teknis pelaksanaan pembacaan fiksi mini yang dibagi dalam tiga panggung. Ditutup dengan acara kunjungan menyaksikan koleksi benda-benda Museum Sandi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H