"Dalam membuat karya tulis atau artikel, tentu kita bisa memanfaatkan teknologi, berupa apa pun. Tetapi itu hanya sebagai pijakan. Kita tetap harus memiliki kreativitas dan mempertajam proses internalisasi penulisan artikel," pinta Sholeh UG, salah seorang juri, saat menanggapi presentasi peserta lomba.
Pernyataan Sholeh memang layak dikedepankan karena saat menjawab persoalan berkenaan proses kreatif penulisan, siswa terlihat gamang dan tidak bisa menyembunyikan kegelisahan mereka.
Pada titik ini, perlu mempertimbangkan personalisasi saat menciptakan tulisan. Dalam KBBI personalisasi diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengubah atau memodifikasi sesuatu agar menunjukkan ciri personal tertentu (seseorang).
Dalam sebuah tulisan, personalisasi setidaknya tercermin dari pemilihan kata (diksi), frasa, analogi/metafor, kepribadian, dan persoalan yang diungkapkan.
Diksi dan frasa seyogiyanya terkaitan dengan penggunaan bahasa yang akrab bagi penulis (siswa SLTA) dan persoalan memiliki keunikan, khas, terkait  kearifan lokal atau menyesuaikan gaya dan isi penulisan  agar masuk akal bagi pembaca.
Mengingat lomba berkaitan dengan penulisan artikel populer, maka bahasa yang digunakan bukan bahasa keilmuan, melainkan bahasa informal, dapat dipamahami masyarakat umum.
Di samping itu, penulis dituntut menggunakan analogi atau metafora  terkait dengan pengalaman atau minat pribadi.
Artikel akan lebih menarik dan terhubung dengan pembaca jika dikaitkan dengan pengalaman pribadi yang relevan terhadap topik yang ditentukan/dibahas.
Selanjutnya, analogi dan metafora digunakan untuk membantu menjelaskan konsep yang kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami pembaca.
Langkah lain berupaya  menunjukkan kepribadian dalam tulisan, autentik, agar menarik perhatian.
Perlu diperhatikan juga usaha mengedepankan pengalaman pribadi yang relevan sesuai topik artikel. Hal ini dapat membantu membangun relasi emosional  pembaca.
Jika ada peristiwa aktual yang relevan terhadap topik, sertakan dalam artikel untuk menunjukkan pemahaman tentang konteks saat artikel ditulis.
Akhirnya perlu digarisbawahi bahwa tujuan personalisasi tulisan adalah menciptakan koneksi/relasi antara penulis dan pembaca, menjadikan tulisan  masuk akal, bukan sesuatu yang terasa artifisial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H