Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Perempuan Bertutur: Meneguhkan Fiksi Mini dan Membasuh Luka

29 Juli 2023   18:13 Diperbarui: 29 Juli 2023   20:10 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembacaan fiksi mini/Foto: Hermard

Melihat keunikan  fiksi mini, maka Komunitas Perempuan Bertutur menetapkan akan memilih dan mengembangkan fiksi mini. Terlebih  genre ini belum banyak dilirik komunitas lain.
Fiksi mini memberi ruang imajinasi seluas-luasnya kepada pembaca. Penulis bercerita dengan singkat padat, tidak  bertele-tele,  tetapi hadir sebagai cerita  utuh.

Fiksi mini sering disebut sebagai mikrofiksi atau flash fiction, merupakan bentuk naratif pendek, menyampaikan cerita lengkap dengan jumlah kata     terbatas. Meskipun begitu, tidak ada kepastian jumlah kata dalam fiksi mini. Umumnya cerita terdiri dari beberapa kalimat/paragraf,  tidak lebih dari 1000 kata. Bahkan ada yang membatasi tidak lebih dari 300 kata.

Kekuatan fiksi mini terletak pada kemampuannya menyajikan cerita  padat dalam ruang  terbatas. Penulis fiksi mini, mau tidak mau, menaruh perhatian dalam pemilihan kata dan penyusunan kalimat untuk menyampaikan cerita yang kuat dan efektif.

Fiksi mini bisa memiliki beragam tema, gaya, sama seperti cerita dalam bentuk naratif lainnya. Meskipun pendek, fiksi mini dapat menyentuh emosi pembaca, membangkitkan pemikiran, atau mengandung twist mengejutkan. Karena  singkat, fiksi mini  menjadi pilihan menarik bagi penulis dan pembaca yang ingin menulis/menikmati cerita dalam waktu singkat.

Genre ini menjadi populer di era media sosial dan internet karena dapat dengan mudah dibagikan dan dinikmati dalam hitungan detik. Beberapa platform media sosial bahkan menetapkan batasan karakter yang ketat, mendorong penulis menyampaikan cerita  dalam ruang   terbatas.

Suasana peluncuran dan diskusi Morse/Foto: Hermard
Suasana peluncuran dan diskusi Morse/Foto: Hermard
Dalam kata pengantar Morse, Ikun Sri Kuncoro menyatakan bahwa cerita yang berjudul "Yang Tak Dikangeni" ditulis Prihati Wuri Handayani, tersusun dari 143 kata. Cerita "Menyusun Buah Hati"  ditulis Entey Arsadi tersusun dari 258 kata. Dengan jumlah kata seperti itu, cerita bisa sempurna. Selesai. Final. Sebagai satu kesatuan yang otonom.

Fiksi mini adalah cerita yang dalam dirinya sendiri membangun aturan mainnya. Sebuah kebebasan untuk tidak menjadi cerita pendek yang dikenal umum yang tersusun dari 3000 kata lebih. Atau, sekitar 4-15 halaman kuarto spasi rangkap.

"Fiksi mini adalah satu pertanda praktik emansipasi: pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini kehidupan bersastra," papar Ikun.

Keriuhan Perempuan Bertutur 3

Acara di Museum Sandi  menjadi semakin regeng dengan hadirnya  tari Kebyar oleh U Dance Traditional (grup Sajiwa Kagama) dan tari Golek Ayun-ayun (Kristina Koe, Sri Harini, Titik Lestari, dan Andri Wuryani-Kristina merupakan salah satu dari 40 penulis Morse).

Kebyar dan Golek Ayun-ayun/Foto: Hermard
Kebyar dan Golek Ayun-ayun/Foto: Hermard
Dalam sambutannya, Setyo Budi Prabowo, Kepala Museum Sandi, menyampaikan bahwa seharusnya kita mencontoh  Komunitas Perempuan Bertutur yang terus berkarya memberikan manfaat untuk masyarakat.

Pembacaan fiksi mini/Foto: Hermard
Pembacaan fiksi mini/Foto: Hermard
Beberapa fiksi mini, antara lain,  "Wajah" (Nena Cunara) dibacakan oleh Novanda Lismana (SMA N 5 Yogyakarta), "Aku Lelaki" (Teti Taryani ) oleh Sabian Farrel (SMA N 1 Yogyakarta), dan "Kamar 305" (Nana Lusiana Boediman) oleh Patah Anshori (penggerak teater).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun