Saran ini diam- diam aku wujudkan pada tahun 2012 lewat pembuatan sticker cutting. Kepada teman-teman desain grafis, aku menjelaskan keinginan tersebut dan menceritakan kepada mereka mengenai visi dan misi serta semangat di kantor aku bekerja.Â
Hal ini aku lakukan agar mereka tidak salah dalam "menerjemahkan" desain logo yang aku harapkan dapat mewakili citra  sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengembangan, pembinaan,  penelitian kebahasaan dan kesastraan.Â
Diskusi terus berlanjut di tengah perancangan dan pembuatan logo. Bagiku hal ini harus dikerjakan secara serius mengingat betapa pentingnya logo sebagai brand.Â
Aku terkenang pernyataan Walter Landor (pendiri Landor Associates) bahwa brand yang sukses dapat membangun sebuah identitas yang mendekatkan institusi dengan masyarakat (relasi). Pengamat desain lainnya, Milton Glaser, lebih tegas menyatakan bahwa logo adalah pintu masuk, dicerminkan melalui sebuah brand.
Logo dapat mencerminkan wajah dan kepribadian sebuah entitas, untuk itu sudah seharusnya logo didesain secara matang (terencana). Lewat berbagai pertimbangan dan diskusi secara intens, akhirnya rancangan proof design logo dari teman-teman desain grafis terwujud sesuai dengan harapanku.
Logo itu divisualisasikan dari dua huruf B dengan warna biru dan satu huruf  Y dengan warna hijau muda. Warna biru dipilih karena merupakan warna "kebangsaan" lembaga yang kerap dipakai dalam kop surat, stopmap, dan blocknote dalam berbagai kegiatan.Â
Tentu alasan yang sebenarnya tidak sesederhana itu karena bagi kebanyakan orang (termasuk aku), warna biru hadir sebagai warna yang memberikan signifikasi sesuatu yang penting dan sangat dipercaya, di samping memancarkan kebebasan, imajinasi, persahabatan, inspirasi, serta memberikan semangat.Â
Di sisi lain, warna hijau merupakan warna sekunder yang tersusun dari percampuran antara kuning, biru, dan magenta; bermakna kehidupan, kesegaran, harmonisasi, serta pembaharuan.Â
Dengan demikian, pemilihan warna biru dan hijau untuk logo itu dapat mencerminkan keberadaan kantor  sebagai lembaga pemerintah yang penting dan terpercaya, terbuka (bagi masyarakat luas), memberikan semangat, menggugah imajinasi dan inspirasi bagi siapa pun yang ingin mengembangkan dan membina hal-hal yang berkaitan dengan kebahasaan dan kesastraan.Â
Huruf Y distilir menyerupai buku, diharapkan mampu mencerminkan sebagai  lembaga penelitian, menyediakan berbagai referensi, membuka cakrawala pengetahuan bagi siapa pun yang berkunjung.Â
Persoalan lain muncul setelah logo tersebut jadi karena aku harus berjuang agar teman-teman penggerak kegiatan memakai logo tersebut sesuai dengan blue print yang ada. Kenyataannya tidak semua  bisa memahami pentingnya kehadiran logo sebagai brand image bagi sebuah entitas.