Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jembatan Kretek II dan Detak Laku Urip kang Utama

12 Februari 2023   12:19 Diperbarui: 12 Februari 2023   12:40 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati suasana/Foto: dokpri Hermard

Tugu Luku/Foto: Hermard
Tugu Luku/Foto: Hermard
Konsep perencanaan desain Jembatan Kretek II melibatkan budayawan Yogyakarta dalam mencetuskan   filosofi among tani dagang layar, mencerminkan  pengembangan wilayah pantai selatan. Ornamen jembatan disesuaikan dengan filosofi tersebut, seperti keberadaan Tugu Luku, desain lampu penerangan jalan,  railing parapet hingga art lighting yang mempercantik tampilan jembatan saat malam hari.

Desain Tugu Luku (dengan material galvalum dan kuningan)  diharapkan mampu menjadi landmark  Jembatan Kretek II sebagai ungkapan selamat datang  ke Yogyakarta dari jalur jalan lintas selatan. Luku merupakan alat bajak sawah, lambang masyarakat agraris dan budaya Jawa masyarakat Yogyakarta. 

Laku urip kang utama/Foto: Hermard
Laku urip kang utama/Foto: Hermard
Di sisi lain, kata luku merupakan singkatan dari laku urip kang utama yang bermakna proses dan jalan hidup (yang) utama". Makna  ini  sesuai dengan fungsi  Jembatan  Kretek  II yang menghubungkan dua kawasan yang sebelumnya terpisah oleh sungai Opak, yaitu wilayah Tirtohanggo dengan Parangtritis. 

Artinya, keberadaan jembatan tersebut membuat proses kehidupan dapat berlangsung lebih lancar dan nyaman.

Menikmati suasana/Foto: dokpri Hermard
Menikmati suasana/Foto: dokpri Hermard
Estetika simbolis Jembatan Kretek II juga terlihat pada penerangan jalan umum, didesain menyerupai tanaman padi siap panen, mengedepankan filosofi bagaikan padi,semakin masak  semakin  merunduk--mencerminkan makna agar manusia tidak bersikap angkuh. Manusia sebaiknya rendah hati, seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk.  

Burung Kuntul/Foto: Hermard
Burung Kuntul/Foto: Hermard
Desain railing parapet Jembatan Kretek II berupa ornamen burung Kuntul,  stilisasi  penggambaran sawah beserta burung Kuntul. Ornamen  ini merupakan kesatuan simbolisasi  budaya agraris sebagaimana simbol luku  pada tiang jembatan.

Di beberapa bagian jembatan ditambahkan desain art light dengan pemanfaatan   lampu   LED   sehingga pada malam hari, tampilan jembatan menjadi lebih menawan sebagai ikon baru kota Bantul.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun