Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Semaan Puisi Minggu

5 Februari 2023   22:00 Diperbarui: 5 Februari 2023   23:09 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui vokal, kharisma pembaca dibangun, perhatian dan emosi audince dipikat, dan imajinasi penonton diarahkan serta dihipnotis. Untuk itu, vokal harus terjaga dengan baik agar tidak merusak bangunan estetik yang akan dibangun.

Selain itu, gerak atau lakuan bersama-sama dengan vokal  diarahkan pada usaha menciptakan imajinasi audience atas suasana yang ada dalam karya sastra yang dibacakan. Artinya, seorang pembaca harus berupaya keras (lewat gerak dan vokal) menumbuhkan asosiasi-asosiasi/citraan sejalan dengan  persoalan-persoalan yang disajikan dan dikembangkan  dalam karya sastra yang dibacakan.

Dalam penciptaan puisi, Ahmad Zamzuri, pengamat sastra dari BRIN menyatakan bahwa penciptaan puisi bisa dilakukan dengan niteni, nirokake, dan nambahi---dalam konteks kekinian berarti amati, tiru, dan modifikasi. 

Gaya A. Zamzuri/Foto: Hermard
Gaya A. Zamzuri/Foto: Hermard
Lebih dari itu penciptaan puisi tak bisa dilepaskan dari momen puitik. Momen puitik berkaitan dengan kreativitas memahami peristiwa dan pemilihan kata.

"Harus ada kenakalan dalam melihat sesuatu dan juga mengungkapkannya dalam kata-kata," ujar Azam. Kemudian ia menjelaskan bagaimana saat menangkap momen puitik melalui puisi "Pintu".

A.Zamzuri

Pintu

semua pintu malam ini tertutup
tinggal lampu di beranda
menunggui dengkur
tidak ada lagi cakap-cakap
tentang senja tuli
: diam

seperti sisi-sisi rel kereta api
seiring, sejajar, tak pernah berjumpa ujung
semua pintu malam ini tertutup
kecuali liang air mata
dan pintu-Nya

Puisi itu tercipta saat ia tengah sendirian di ruang tamu malam hari. Hujan turun. Dari jendela kaca ia menyaksikan semua pintu rumah tetangga tertutup rapat. Dari situasi inilah momen puitik lahir dan mengalir jauh tentang menunggui dengkur, senja (yang) tuli, dan liang air mata.

Cara mencintai puisi/Foto: Nayla & Sekat
Cara mencintai puisi/Foto: Nayla & Sekat
Konon menurut para ahli, momen puitik merupakan momen pencerahan atau epifani. Puisi merupakan satu-satunya sarana mengekalkan momen puitik. Baik disadari maupun tidak oleh pembuat puisi, momen puitik adalah cita-cita puisi paling dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun