Tentu saja seorang penulis dituntut mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas. Ide terus dikembangkan dengan berbagai macam referensi maupun diskusi.Â
Jika proses "pematangan" dianggap cukup dan penulis dapat menentukan topik yang dijadikan fokus pembicaraan, maka tahapan berikutnya adalah tahap penulisan (iluminasi).Â
Hal yang harus diperhatikan penulis dalam tahapan ini berkaitan dengan persoalan kebahasaan dan pemahaman terhadap media yang akan dituju untuk pemuatan tulisan.Â
Pemahaman terhadap media pemuatan mencakupi selera redaksi, idealisme media, segmentasi pembaca, dan rubrikasi. Tahapan terakhir dalam menulis adalah tahapan penambahan dan pengurangan terhadap tulisan yang sudah jadi.Â
Tulisan perlu kita baca ulang beberapa kali sambil membenarkan ejaan, tanda baca, kata, kalimat, atau barangkali ada paragraf yang perlu dibenahi agar ide yang kita sampaikan menjadi mudah dipahami pembaca.Â
Acapkali kita sebagai penulis merasa malas melakukan proses verifikasi (editing) karena sudah merasa lelah, merasa malu dengan tulisan sendiri, merasa "benar" dengan apa yang sudah dituliskan atau terdesak waktu dan malas membaca ulang (semoga ini bukan alasan).Â
Jika alasan terakhir iini yang dipilih maka bersiaplah menghadapi kenyataan pahit bahwa tulisan kita yang sesungguhnya tidak akan "pernah jadi" dan tidak akan ada media yang mempedulikan tulisan yang kita kirim.Â
Empat tahapan tersebut dilalui dengan mempertimbangkan ide dan topik yang hendak disampaikan, memilah dan memilih bentuk pengungkapan (discourse), dan menaruh perhatian kepada tatanan (organization).Â
Dua hal terakhir patut diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar tulisan bisa dipahami dan diletakkan dalam jenis tulisan yang tepat.
Herry Mardianto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H