Jadi, kegiatan menulis/mengarang merupakan kegiatan menuangkan ide/gagasan lewat bahasa tulis, lewat lambang-lambang kebahasaan agar tulisan kita dapat dimengerti dan dipahami orang lain.Â
Tidak dapat dipungkiri bahwa persoalan menulis berkaitan dengan persoalan kebahasaan (sebagai sarana pengungkapan gagasan). Pemahaman terhadap makna kata, bagaimana memilih sebuah kata dengan benar, meletakan tanda baca pada tempatnya, merupakan persoalan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh seorang penulis.
Sebagus apa pun ide yang kita punyai akan menjadi tidak berarti jika pengungungkapnya tidak bisa dipahami karena disampaikan dengan bahasa yang amburadul.
Sudah dijelaskan di bagian awal bahwa tulisan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu factual writing dan imaginative writing.Â
Tulisan (artikel) dalam media massa merupakan salah satu tulisan yang berangkat dari fakta dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca (audience). Berbeda dengan ragam tulisan khayali yang bertujuan memberikan hiburan kepada pembaca.Â
Dalam tulisan faktawi, penggunaan bahasa bersifat objektif, refrensial, dan bermakna denotatif. Sebaliknya, tulisan khayali bersifat subjektif, menembus batas referensial, dan bermakna konotatif.Â
Penggunaan bahasa dalam media massa harus sederhana dan teratur/tertib, dapat dibaca dan dimengerti oleh professor dan lulusan kursus buta huruf, menarik, jelas, dan ringkas.
Secara umum ada empat tahapan yang harus dilewati dalam menciptakan sebuah tulisan, yaitu persiapan, pematangan (inkubasi), penulisan (iluminasi), dan verifikasi (editing). Tahap persiapan adalah tahap menemukan ide. Tahapan ini memerlukan suasana khusus.Â
Masing-masig penulis memiliki cara yang berbeda-beda dalam menemukan ide. Ada yang baru bisa menulis (menemukan ide) saat keadaan sekeliling sunyi. Si Polan baru bisa menemukan ide kalau sudah berada di depan laptop sambil mendengarkan musik.Â
Sementara orang lain mungkin bisa menemukan ide saat ia tengah berada di kamar mandi. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak cara yang dapat ditempuh untuk menemukan ide.Â
Hal yang perlu dicatat adalah bahwa ide harus dicari dan ide tidak akan datang menghampiri kita. Setelah ide ditemukan maka proses berikutnya adalah mengendapkannya dalam pikiran kita.
Setelah ide ditemukan maka proses berikutnya adalah mengendapkannya dalam pikiran kita. Inilah yang dimaksudkan dengan tahap pematangan (inkubasi). Pada tahap ini ide dipadukan dengan pengetahuan dan pengalaman penulis.Â