“Kalau jadwal latihan di Mandingin, Peralatan diangkut dengan microlet Kakaknya Munir yang baru datang dari Kalteng, Harris yang jadi sopir biasanya,” kenangnya.
Ia juga sempat tertawa terbahak-bahak saat terkenang usaha mereka untuk latihan tersebut, ceritanya karena saat itu jadwal latihan di Mandingin, maka merekapun meminjam kembali microlet kepunyaan kakak nya Munir. Setelah berpeluh ria membongkar dari gudang dan menaikkan peralatan ke microlet, Haris pun tancap gas menuju mandingin, namun pada saat akan membelok ke halaman rumah Dayul, baru mereka tahu bahwa ternyata rem microlet tersebut blong, akibatnya baru bisa berhenti saat menabrak tiang rumah Dayul.
“Untung rumah Dayul selamat,tidak sampai terjadi suatu apa,”katanya sambil tertawa terbahak-bahak dari balik telpon.
Diakhir pembicaraan telpon tersebut, ia juga menyampaikan bahwa sesuatu yang diraih dengan suatu perjuangan pasti akan selalu berbuah manis dan berbuah indah,dalam Festival tersebut Trada menjadi Band Pertama musik rock dari Barabai yang membawa gelar juara ditambah lagi dengan penghargaan the best vocal, best gitar, dan best Drum.
“Bila aku mengingat masa-masa itu, ada kebanggaan dan rasa syukur yang tak terhingga, bahwa Allah SWT sudah memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada kami, bahwa musik yang merupakan hobby kami telah menjadikan kami berarti,” pungkasnya.
Sebelum benar-benar menutup telponnya, ia juga sempat menitipkan salam kepada band TraDa bahwa ia merasa terhormat dan merasa beruntung telah melewati masa-masa tersebut bersama mereka, merasa berarti mempunyai sahabat yang tidak hanya bisa berbagi kesenangan, namun juga berbagai kesusahan yang menjadikannya kaya akan pengalaman hidup sekarang ini.(bersambung ke bagian III; Trada tak Pernah Bubar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H