Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Money

Rezim Amnesia Demi Tax Amnesty

6 Mei 2016   14:42 Diperbarui: 25 Mei 2016   02:06 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Back to Bullshit alias Taikebo Omong kosong hari ini…….

Omong kosong hari ini dimulai dengan kembali mengingat munculnya heboh "Panama Papers" yang dalam beberapa kali kesempatan berkomentar Gori baper alias bawa persemokan bahwa isyu ini ada korelasinya dengan masalah tax amnesty yang tahun-tahun terakhir ini sedang digodok RUU-nya, bukan hanya melihat fokus yang berhubungan dengan masalah politikandang DKI Jakarta yang sedang gontok-gontokan.

RUU Tax amnesty pada rezim ini sejatinya bagus dan bertujuan mulia, agar nantinya dana-dana WNI yang terparkir diluar negeri kembali pulang ke ibu Pertiwi. Secara harfiah tax amnesty adalah "pemerintah memberikan penghapusan pajak bagi Wajib Pajak yang menyimpan dananya di luar negeri dan tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak selama ini, dengan cara imbalan menyetor pajak dengan tarif lebih rendah".

Perihal ini pernah disampaikan oleh Presiden Jokowi : "Dengan tax amnesty ini sebetulnya yang kita inginkan adalah repatriasi modal dari luar menuju ke dalam, ada capital inflow, ada arus uang masuk," katanya dikutip Antara.

Pemahaman sohib Gori, si Cuker alias Cucu kera pada artikelnya hari ini yang mengatakan "Dengan adanya pengampunan pajak, para konglomerat yang namanya ada di "Panama Papers" yang membuat perusahaan di negeri surga pajak, dengan tujuan apalagi kalo bukan untuk menghindari pajak yang tinggi atas penghasilan dan tambahan assetnya, diharapkan tidak perlu takut invest di Indonesia, karena pemerintah sudah mengampuni kesalahan masa lalunya, dengan harapan ke depannya mereka mau membayar pajak dengan benar", rasanya sudah lebih dari cukup untuk mengkalkulasi arah pemerintah aka rezim keuangan negara saat ini.

Jika bicara melupakan masa lalu, yang kita lakukan adalah berupaya mengidap amnesia terhadap hal-hal yang ingin kita lupakan. Nah secara harfiah Tax Amnesty adalah upaya Pemerintah untuk menjadi Amnesia alias lupa ingatan terhadap pelaku-pelaku penyimpangan pajak dimasa lalu, yang penting fulus mereka kembali masuk ke wilayah negara ini, singkatnya rezim saat ini siap Amnesia demi terisinya kantong-kantong fulus negara.

Pertanyaannya, apakah ada jaminan setelah amnesia ini negara tidak dikibulin kembali oleh pelaku-pelaku ekonomi kelas dinasaurus ini...? percayalah tidak ada jaminan dalam hal ini, namun sebagai warga negara kita layak memberikan apresiasi terhadap kebijakan ini, namun Presiden Jokowi jangan Amnesia bahwa sebagian besar warga negara kita yang golongan dinosaurus bebal ini tidak berbeda jauh dengan golongan kadal keselek buaya wakakakakak.

www.detikzone.org

Pak Jokowi, memang secara realitas dengan menurunnya penghasilan negara dari sektor eksploitasi sumberdaya alam, maka saat ini posisi pemasukan negara dari perpajakan berada pada kisaran 70-80%, tetapi pak Jokowi kita harapkan kedepannya dapat lebih meningkatkan potensi pemasukan negara dari sisi pengelolaan sumber-sumber pemasukan lain, seperti efisiensi biaya-biaya pada BUMN dan Tata kelola pemerintahan. Lalu Pak Jokowi juga diharapkan dapat lebih fokus merangsang pembangunan industri hilir dinegara ini, sehingga sumberdaya alam yang kita eksport memiliki nilai lebih dipasaran dunia, bukan hanya sekedar bahan baku.

Cara kerja menteri Susi, layak dicontoh oleh menteri-menteri lain yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam dan energi bangsa ini, sehingga pada akhirnya kemakmuran negara, tidak hanya bersumber dari perpajakan sebagai lumbung utama. Sederhananya, negara kita ini besar dengan jumlah penduduk hampir 250 juta jiwa plus sumberdaya alam luar biasa, tetapi pengelolaannya yang masih belum maksimal.

Namun sebagai warga negara awam, Gori sadar terlalu banyak mafia yang berkepentingan dalam hal ini, sehingga negara dan kebijakannya kerapkali tersandung masalah apabila  kebijakan baiknya tersenggol kepentingan para mafia, yang melawan dengan berbagai cara. Perihal mafia selain mafia energi yang sudah mulai gelagapan, silakan pak Jokowi push lagi para menteri untuk keprukin mafia-mafia ala broker yang hidup di sektor strategis, seperti daging, gula, beras, kelapa sawit, pupuk dan lain-lain. Sederhananya Gori pernah mendengar seorang ahli dari Perancis yang mengatakan, bahwa Indonesia dengan kondisi alamnya, lengkap dengan hampir 80% ahli perberasan dunia yang adanya di Negara ini, kenapa masih import beras ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun