Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kartonoisme, Langitisme & Kenthirisme

5 Februari 2016   01:22 Diperbarui: 5 Februari 2016   01:48 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Back to Bullshit alias Taikebo Omong kosong malam ini…….

Sebagai kompasianer tentu kita sudah tidak asing dengan dinamika yang terjadi di Kompasiana alias KORAME alias Komunitas Rame Menulis Membaca, walaupun menurut Kong Ragile KORAME adalah Komunitas Rambut Merah wakakakakakak.

Bagi saya, kompasiana adalah salah satu dari banyak media dimana kita dapat menjadikannya tempat untuk ekspresi diri, berbagi informasi, menambah wawasan, berinteraksi serta tentu saja bagi yang memiliki bakat berkompasiana dapat menjadi tempat mengasah kemampuan menulis, dan yang pasti bagi saya berkompasiana merupakan sarana mengisi waktu sebagai bentuk pelarian dari aktifitas formal maupun sosial dikehidupan nyata, singkatnya utamakan makan siang lalu hepi-hepi wakakakakak.

Selama berselancar didunia tanpa batas ini, kita kompasianer tentu merasakan bagaimananya hiruk pikuk yang kerap terjadi disini, bagaimana permasalahan muncul kepermukaan dan tenggelam bersama waktu, bahkan tidak sedikit yang meninggalkan jejak-jejak abadi dalam eksistensinya. Bagi saya yang newbie berkompasiana, ada tiga catatan menarik yang ingin saya bagikan kepada sohib-sohib di Kompasiana tentang tiga hal yang sangat erat dengan eksistensi saya dalam berkompasiana.

Kartonoisme

Triwulan terakhir tahun 2015, merupakan puncak dari sebuah kehebohan yang mengigit isi celana banyak Kompasianer, karena banyak fakta mengejutkan terungkap, lengkap dengan intrik disana sini, yang disebabkan oleh beredarnya photo Gayus The Prisoner yang sedang maem siang bareng dengan sohib-sohib Pakde Kartono.

Setelah kasus itu terjadi, maka nama Pakde Kartono di Kompasiana sama najisnya dengan istilah Komunisme, dijauhi dan ditakuti untuk dituliskan apalagi dibicarakan, bahkan tidak sedikit dari teman-teman terdekatnya selama berkompasiana yang berpaling karena merasa tertipu oleh entitas sebenarnya dibalik Akun Pakde Kartono, sebagian lagi memilih mlipir diam-diam karena sudah merasa tidak nyaman lagi dalam berkompasiana, dan hanya tinggal segelintir saja dari mereka yang survive tanpa harus merasa rendah diri kembali berinteraksi dimedia ini.

Menyimak fakta diatas plus kemampuan menulis yang begitu fleksibel pada hampir semua rubrik, serta mencermati banyaknya kompasianer yang dengan suka cita menasbihkan diri sebagai muridnya, ditambah dengan Narsisme tingkat dewanya, maka saya tidak segan-segan menyematkan Kartonoisme sebagai salah satu aliran komunitas menulis tanpa struktur yang ada dalam kompasiana pada suatu ketika.

Satu harapan saya sebagai new comeback adalah ingin menjajagi sekuat apa pengaruh Kartonoisme pada murid-muridnya yang senantiasa setia hadir lengkap bersama hater-haternya disetiap jejak Pakde Kartono dalam berkompasiana, terkhusus kaka Dewi Pagi agar berkompasiana kembali, sebab sisi romantisme guratan prosanya masih dirindukan oleh para fanpage-nya, namun kalau kaka memilih hanya berinteraksi dengan Gorilla Merah saja pun, bagi saya itu sudah cukup wakakakakakak.

Langitisme

Jika anda adalah Kompasianer yang telah berselancar disini lima tahun lamanya, maka anda pasti mengenal Langit Quiin sebagai sebuah entitas unik lainnya yang banyak sekali meninggalkan jejak-jejak fiksi Kontemporer di Kompasiana. Bahkan dimasa itu saya masih ingat betapa liarnya fiksi-fiksi Langit dan Jingga Rangkat yang nyaris tanpa batas bahkan tak terukur kedalamannya, sehingga entitas pecinta jenis fiksi ini “termasuk saya, sohib-sohib liar seperti Revangga aka RDP dan lain-lain” kerap disebut sebagai para kuli syahwat yang harus dienyahkan dari bumi Kompasiana.

Dan dalam perjalanannya (selengkapnya baca artikel ini : Sejarah Fiksiana Community [Empat Tahun Sudah Ia Berdiri], Langit Quinn menciptakan wadah bagi para pecinta Fiksi untuk sama-sama menikmati kecintaan mereka pada sebuah komunitas FB yang diberi nama Fiksiana Community. Jejak-jejak yang ditinggalkan oleh para pencinta fiksi ini luar biasa karena hingga hari ini kita sama-sama menikmati megahnya kanal khusus Fiksi di Kompasiana, bahkan saya dan beberapa sahabat dari Planet kenthir betah menggantungkan sempak disana sesekali wakkakakkakakkk.

Tahun demi tahun berlalu, FC dan Fiksiana berkembang dengan pesat, duplikasi Langit serta admin FC melahirkan banyak event demi event, bahkan melahirkan banyak sosok-sosok baru fiksianer keren yang mewarnai kompasiana, salah satunya yang saya lihat talentanya adalah Desol si Bibir Seksi.

Jujur saja, saya dan banyak sohib lainnya sampai dengan beberapa waktu lalu begitu terpesona oleh ikon Punggung Seksi dari Langit Quinn yang sering saya jerumuskan dengan panggilan Queen of Fiction yang bawel wakakakakak. Namun kami para pengaggumnya harus gigit jari ketika imaji kami harus dihanguskan oleh ulah akun Pria Ingusan di FB yang memporak-porandakan ikon punggung seksi Langit Quinn yang phenomenal itu.

Apa yang saya sampaikan tentang kekaguman diatas bukan pujian kosong, karena saya dan mungkin sebagian dari kompasianer lainnya adalah orang-orang yang tidak pernah mengenal Langit Quinn secara pribadi, tapi kami bermain dalam alur imaji fiksi kami sebagai pembaca yang cenderung menyukai sebuah entitas tetap sebagai sebuah ikon, sehingga penilaian yang kami rasakan adalah absolutely subjektif.

Jika melihat jejak-jejak serta pengaruh yang telah digoreskan oleh Langit Quinn rasanya saya tidak segan untuk mengakui Langitisme sebagai salah satu aliran sense of fiction unik yang layak untuk diikuti oleh kalian… iya kalian para pencinta Fiksi yang ingin memoles kemampuan menulis sehingga suatu hari nanti karya Kalian benar-benar terukir indah dalam buku-buku yang memenuhi dinding-dinding waktu. Saran saya bergabung dan aktiflah di Fiksiana Community di FB, karena info terakhir yang saya baca pada wall FC di Facebook, jelas tersirat bahwa komunitas ini telah menjadi salah satu agent beberapa penerbit yang akan dapat menjadi wadah dan jalan bagi kalian untuk bersinar…. Let’s get your dream.

Kenthirisme

Planet Kenthir, dimana saya bernaung, bergelantungan dan bahkan guling-gulingan adalah sebuah komunitas egaliter tanpa ada tata aturan yang baku, sehingga jujur saja bagi kalian yang mengenal komunitas secara teknis pasti akan menganggap Planet Kenthir adalah sebuah komunitas yang bukan komunitas, anda bingung?... apalagi saya… wakakakakakkkk.

Pada suatu ketika saya pernah bertanya kepada Kong Ragile sang pencetus sekaligus penyebar ide Planet Kenthir di Kompasiana, tentang Falsafah Kenthir menurut Kong Ragile, dan beliau jawab… clotttkidot :

“Falsafah kenthir gue berakar dari tradisi sufi mbeling, yaitu Abu Nawas. Dia humoris nomor wahid sepanjang jaman. Gus Dur adalah Abu Nawas modern.

Tetapi Abu Nawas maupun Gus Dur bukan sekedar humoris, lebih dari itu. Intinya kudu suka menertawakan kebodohan diri sendiri. Beda dengan humoris umum yang suka menertawakan orang lain,  tapi meradang kalo dirinya ditertawakan.

Dalam idiom modern menertawakan adalah lakukan #bully. Nah di sini letak ketahanan mentalitas, maka barang siapa woles dibully maka ia akan ngakak dibully. Bahkan yg membully akan menyerah karena lelah tanpa hasil.

Planet Kenthir didirikan sebagai antitesis terhadap kemampanan yg menempatkan citra diri sebagai benteng pertahanan sebagaimana dicontohkan oleh sosok SBY. Gusdur adalah antitesis paling sempurna terhadap SBY. Dari situlah gagasan Planet Kenthir ane temukan. Ane dirikan Planet Kenthir tanpa rundingan dengan siapapun. Ane lakukan begitu aja.

Anti mainstream yang bahasa lain dari anti kemapanan, karena melawan kaum yang mapan dan nyaman, maka PK kerap diincer utk dibubarkan. Segelintir orang gila pasti menjadi sorotan mata karena mereka benar-benar lain daripada yang lain…. Hehehehe… begitu Her Ganteng….” *gantengnya saya tambah sendiri Kong wkwkwkwkwkwkwkkkkk

Menilik jawaban ini, saya tidak segan menyatakan Planet Kenthir layak disebut sebagai Kenthirisme karena jejak-jejak kenthir selama lima tahun ini, tak lekang oleh perputaran jaman, bahkan kenthirisme sejatinya ada dalam diri setiap entitas di Kompasiana, soooo bagi kalian yang ingin memedekan diri dan biji………. Planet Kenthir terbuka menjadi sodara kalian dalam batas antara kewarasan dan kegilaan wakakakakkakakakakkkk.

Ini adalah Artikel terpanjang yang pernah Herry Fukebo buat, sudah panjang, loyo, susah pula Ngacengnya, persis kayak property otong si Arke, Revangga, Amaludin Erte, Prof. Pebrianov, Mitsi Dupret dan Bain Saptamaniak wakakakakakkakakakakakkakkk.

Ingat….. Ikutin salah satu Event Humor Planet Kenthir, siapa pun kalian, apapun isme kalian, kami terbuka, kita sama-sama berpelukan dalam kekenthiran, dan hadiahnya jutaaan dollar Zimbabwe wakakakakakk.

Klik ajah link dibawah ini, jangan lupa dibaca dan nggak perlu pakai melotot yah hahahaha :

This Moment, Lomba Menulis Humor Planet Kenthir
 

Salam Taikebo…….. Bibir kenthir crotttttttttt

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun