Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tetap Suka, Tetap Cinta

19 Februari 2022   21:33 Diperbarui: 19 Februari 2022   21:37 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cherry - Ball, Mirror.co.uk

Entah apa yang merasuki pikiran Alyn - gadis belia, keturunan sunda-Tionghoa, berbody bohay berkulit putih; ketika bibirya mengiyakan permintaan Roy, pemuda satu kampus yang duduk disampingnya, menundukkan kepalanya yang sedikit besar itu.

'Serius??' teriak Roy, tetiba mendongakkan kepalanya. Matanya membelalak, tatapannya diarahkan kepada Alyn yang sekarang menunduk tersipu malu-malu.

'Lu beneran, Lyn?', tegasnya.
'Lu ga becanda, kan?'

Alyn menganganggukkan kepalanya. Bukan hanya sekali, tapi dua kali. Rambutnya yang berkepang dua itu bergelayut, naik turun, ikut mengiyakan. Tanpa beban.

'Lu, cinta sama gua, Lyn?'

Roy terdiam. Lalu disambungnya dengan lemparan pertanyaan-pertanyaan yang ingin membenarkan bahwa ia tidak sedang bermimpi:

'Tapi, .. lu ga malu Lyn?'
'Jadian sama gua'
'Trus, nanti kalo ada yang tanya tentang kita, lu jawab apa?'

Roy tentu tidak menduga, bahwa Alyn akan menerima pinangannya. Dirinya begitu terkejut, seperti disambar petir. Tapi petir yang membawa kabar besar.

Kalaupun Alyn akan menolaknya, Roy juga tidak akan sanggup menerima penolakan itu. Setidaknya ia telah bersiap untuk yang satu terburuk itu. Tapi syukurlah, yang kedua itu tidak terjadi.

Alyn mengangkat kepalanya perlahan. Ditengoknya Roy yang duduk disebelahnya. Lalu tersenyum. Dirangkainya kata-kata yang sangat indah, seperti larik sebuah lagu:

'Kucinta kamu adanya. Biar gendut tidak masalah. Jangan dengarkan mereka yang tidak suka. Anggap biasa saja'

Roy meraih tangan Alyn yang tergeletak gemulai diantara menu-menu makan yang telah mereka pesan. Dieratnya jemari gadis belia yang lentik itu. Diatas meja makan, disebuah kafe muda mudi.

'Biar kau gendut, pipimu tembem. Ku tetap kusuka. Bodimu bulat, perutmu buncit. Ku tetap cinta padamu,' Lyn menegaskan kembali.

Walau rembulan tertutup awan, gemerlap lentera lampu Kafe sudah cukup untuk Roy. Sudah cukup untuk menggambarkan cerahnya hatinya, juga untuk Alyn tentunya.

Tapi, entah bagaimana hari esok, dimana dunia melihat dua sejoli yang sedang dimabuk cinta itu. Ya karena, hidup tidak bisa hanya bermodal cinta, bukan? Ya tentu, tapi kan, tidak juga bisa hidup tanpa ada modal cinta? Esok tetaplah esok, yang selalu menjadi misteri. Tapi bagi Roy, dan juga Alyn: 'Semoga tetap suka, tetap cinta.

'Semoga selamanya, sampai tutup usia, saling menyayangi dan mencintai sepenuh hati' doa mereka kepada Tuhan.

--- ah, dasar larik lagu. 'Bisa saja bikin baper!' kata saya.

Tulisan diatas merupakan prosa larik lagu Biar Gendut tapi Kucinta oleh Cunduk Hura. Versi lagu https://www.youtube.com/watch?v=7SVutOhxeqU&list=PLkXulBc0APIWZy1koVfkTfKfnEKBGqDNB&index=3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun