Ya rugi! luapan emosi berupa muka memelas, tangis, marah, kesal dan lainnya dibayar dengan tawa dari jarak jauh, oleh sutradara jahat yang mengumpat jauh-jauh.
Sutradara jahat dan tak memiliki uang tertawa terbahak-bahak bersama para pengikutnya. Sedang, pengendara ojol terdiam karena merugi, di mana order yang telah dibeli harus ditukar dengan uang kembali.Â
Anda mungkin belum sepenuhnya percaya dan merasakan pedihnya kehilangan uang yang diusahakan dari jerih payah pengemudi ojol, sampai bila anda berbicara langsung dengan mereka. Bergabunglah dalam percakapan dengan para pengemudi ojol di grup Whatsapp, Facebook, dan platform sosial media lainnya. Anda akan mengerti.Â
Untuk mereka yang melakukan prank ojol, ingatlah bahwa mereka sedang mencari nafkah untuk menghidupi keluarga mereka. Pekerjaan mereka bukan mainan. Dan, saya pun yakin bahwa anda tidak ingin dipermainkan untuk menghidupi keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H