Yang membuat kami terkesima dengan Dian Sastro ini adalah amunisi-nya untuk menulis. Tak disangka, setelah mahir mencari dan mengkoleksi jurnal-jurnal internasional berputasi sebagai referensi, mba Dian telah menyiapkan 'Bakso khas Cisarua' dan Sate H Kadir sebagai logistik tambahan. Dan amunisi ini menjadi pamungkas setelah selesai makan malam.
'Wah Dian Sastro lagi keluar menikmati Bakso' kata seorang peserta.
Saya sendiri sudah menyerah. Selain penat membaca dan menulis, tidak ada tempat lagi tersisa dilambung. Full. Mau menikmati Sate H Kadir juga sekedar wacana, tidak berani kalau benar-benar ditawari mba Dian Sastro.Â
Akhirnya, terbukti juga. Mba Dian selesai merevisi paper-nya. Walau masih revisi satu putaran dan menunggu hasil evaluasi tim reviewer UPPI UHAMKA dan reviewer external.Â
Benar-benar diacungi jempol, akhirnya mba Dian Sastro pun berhasil mengejar si Kopus. Eh, berhasil mendraft artikel buat jurnal Scopus.
Yang lainnya, pun segera menyusun. Alhamdulillah
Demikianlah cerita saya, Nicholas Saputra. Eh, Herri Mulyono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H