Wanita dewasa berkerudung biru menghampiri meja presentasi saya. Jum'at malam itu memang saya mendapat kesempatan berbagi tentang karakteristik publikasi pada jurnal internasional bereputasi pada kegiatan Bimbingn Teknis (BIMTEK) Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA).Â
Bereputasi artinya Scopus, atau yang ada Si Kopus, kata Pak Warek I UHAMKA, Prof. Dr. Abdul Rahman A Ghani, M.Pd. Istilah 'Si Kopus' membuat saya tertawa dan salah sebut gelar Pak Warek I menjadi M.Hum.
Wanita itu lalu memperkenalkan dirinya: 'Perkenalkan, saya Dian Sastro'
Belum lagi sempat saya menjawab, beliau kembali bertanya: 'Bapak pasti 'Nicholas Saputra' ya?
Tadinya saya hanya senyum senyum saja ketika beliau memperkenalkan diri, tapi panggilan 'Nicholas Saputra' membuat saya tertawa lebar dan sedikit membuat 'ge er'
Demikian ibu Dr. Â Hj. Novi Andayani 'Dian Sastro' Praptiningsih, M.Si, salah seorang dosen dan pakar ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UHAMKA. Sebagai pakai ilmu komunikasi, Dian Sastro yang ini pandai sekali mengolah kata dalam interaksi. Sehingga kegiatan BIMTEK tiga hari dua malam itu begitu mengasyikkan. Padahal, peserta ber-estafet membaca dan menulis sampai hampir tengah malam.Â
'Mba 'Dian Sastro' tidak syuting?' celetuk salah seorang peserta.Â
'Dian Sastro yang ini lagi ngejar si Kopus', jawaban dilempar peserta yang lain.
Dan kami pun semua tertawa. Dian Sastro mengejar Scopus untuk Guru Besar. Jadilah malam itu keluar istilah 'Dian Sastro Scopus'.
Dian Sastro yang ini meninggalkan syutingnya, demi mengejar Scopus.Â
Yang membuat kami terkesima dengan Dian Sastro ini adalah amunisi-nya untuk menulis. Tak disangka, setelah mahir mencari dan mengkoleksi jurnal-jurnal internasional berputasi sebagai referensi, mba Dian telah menyiapkan 'Bakso khas Cisarua' dan Sate H Kadir sebagai logistik tambahan. Dan amunisi ini menjadi pamungkas setelah selesai makan malam.
'Wah Dian Sastro lagi keluar menikmati Bakso' kata seorang peserta.
Saya sendiri sudah menyerah. Selain penat membaca dan menulis, tidak ada tempat lagi tersisa dilambung. Full. Mau menikmati Sate H Kadir juga sekedar wacana, tidak berani kalau benar-benar ditawari mba Dian Sastro.Â
Akhirnya, terbukti juga. Mba Dian selesai merevisi paper-nya. Walau masih revisi satu putaran dan menunggu hasil evaluasi tim reviewer UPPI UHAMKA dan reviewer external.Â
Benar-benar diacungi jempol, akhirnya mba Dian Sastro pun berhasil mengejar si Kopus. Eh, berhasil mendraft artikel buat jurnal Scopus.
Yang lainnya, pun segera menyusun. Alhamdulillah
Demikianlah cerita saya, Nicholas Saputra. Eh, Herri Mulyono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H